1 tahun disway

Momen No Diet Day, Yuk Refleksikan Hubungan Makanan dengan Tubuh Kita

Momen No Diet Day,  Yuk Refleksikan Hubungan Makanan dengan Tubuh Kita

No Diet Day Waktu Refleksi Akan Tubuh Sendiri-pinterest - Susmita Singh-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Setiap 6 Mei, dunia memperingati International No Diet Day—sebuah momen untuk merefleksikan hubungan kita dengan tubuh dan makanan.

Di tengah gempuran media sosial yang mempromosikan standar kecantikan semu, penting untuk menyadari bahwa menjaga kesehatan tidak selalu identik dengan diet ketat. Sebaliknya, memahami kebutuhan tubuh dan menerima diri apa adanya adalah langkah awal menuju kesejahteraan sejati.

Ini adalah waktu yang tepat untuk bertanya pada diri sendiri:

apakah pola hidup yang dijalani saat ini benar-benar sehat, atau justru dibentuk oleh konstruksi sosial yang tidak realistis?

1. Ilusi Tubuh Ideal di Media Sosial

Media sosial sering kali menampilkan citra tubuh yang tidak realistis, menciptakan tekanan untuk memenuhi standar kecantikan tertentu. Representasi visual yang terus-menerus ditampilkan bisa membuat kita merasa kurang, tidak cukup menarik, atau tidak pantas dicintai hanya karena bentuk tubuh.

Studi dari International Journal of Environmental Research and Public Health (2021) menyatakan bahwa semakin sering seseorang membandingkan penampilan dengan unggahan di media sosial, semakin tinggi risiko ketidakpuasan tubuh, depresi, serta keinginan ekstrem untuk menurunkan berat badan.

Apakah kita mengejar kesehatan, atau hanya sedang tunduk pada algoritma citra sempurna?

2. Mengorbankan Tubuh Demi Validasi Sementara?

Diet ketat dan penurunan berat badan drastis bukan hanya tidak berkelanjutan, tetapi juga bisa mengakibatkan kerusakan serius pada tubuh. Sistem hormon terganggu, metabolisme melambat, bahkan risiko osteoporosis dan anemia meningkat.

Pembatasan kalori ekstrem dapat memicu stres kronis, gangguan suasana hati, dan perilaku kompulsif terhadap makanan. Tubuh yang dipaksa terus-menerus "berperang" dengan makanan justru kehilangan keseimbangannya.

Apakah tubuh kita butuh disiksa demi validasi visual semata?

3. Memahami Konsep Body Neutrality

Body neutrality bukan soal mencintai tubuh setiap saat, tetapi tentang menerima bahwa tubuh memiliki fungsi lebih penting daripada hanya penampilan. Ini adalah pendekatan realistis yang membebaskan kita dari keharusan tampil sempurna.

Sumber: international journal of environmental research and public health