Mendekati Hari Jumat Agung: Nilai-Nilai Kehidupan Universal Yang Terkandung Di Dalam Untuk Umat Apa Saja
Hari Jumat Agung : Maknanya dalam Kehidupan Sosial-Freepik -
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Jumat Agung (18/4) tidak hanya sakral bagi umat nasrani. Peristiwa penyaliban Yesus Kristus menyimpan pelajaran-pelajaran universal yang bisa dipetik siapa saja, tanpa melihat latar belakang agama.
Dari keberanian menghadapi ketidakadilan hingga ketulusan memberi pengampunan, Jumat Agung adalah panggilan untuk merenungi makna kemanusiaan.
Berikut sembilan nilai yang bisa dihayati!
1. Pengorbanan Tanpa Pamrih
Yesus rela mengorbankan hidupNya demi menyelamatkan banyak orang. Ini menjadi simbol pengorbanan tertinggi yang dilakukan bukan karena imbalan, tapi karena kasih. Kita bisa belajar memberi, membantu, dan berkorban, meski tidak mendapat balasan langsung.
Di era sekarang, pengorbanan tanpa pamrih bisa hadir lewat waktu, tenaga, bahkan kesabaran. Dalam hubungan antar-manusia, sikap ini membuat kita lebih sadar bahwa tidak semua hal harus dihitung untung-rugi.
2. Ketabahan Menghadapi Ketidakadilan
Yesus dijatuhi hukuman mati salib meski tidak bersalah. Kisah ini mengajarkan bahwa dunia tak selalu adil. Tapi ketabahan dalam menghadapinya bisa menjadi bentuk keberanian dan kekuatan batin.
Ketika kita diperlakukan tidak adil di kantor, kampus, atau dalam pergaulan, reaksi kita bisa menjadi cerminan karakter. Momen seperti Jumat Agung mengajak kita untuk memilih keteguhan daripada balas dendam.
3. Pengampunan yang Menenangkan
"Ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Kalimat ini menjadi inti dari Jumat Agung di gereja pada saat Jumat Agung. Memaafkan tidak berarti membenarkan, tapi melepaskan beban kebencian dari diri sendiri.
Memaafkan adalah langkah untuk damai, bukan hanya dengan orang lain tapi juga dengan diri sendiri. Di tengah dunia yang cepat marah, pengampunan adalah bentuk revolusi diam.
4. Kasih Tanpa Syarat
Yesus tetap mencintai orang-orang yang mengkhianati dan menyakitiNya, seperti muridNya yang mengkhianatiNya, Yudas Iskariot. Ini bentuk kasih yang tidak bersyarat, tidak dibatasi oleh syarat "kalau kamu baik, baru aku sayang".
Sumber: crosswalk
