3 Juli Hari Bebas Kantong Plastik Internasional, Bermula dari Temuan Tumpukan Sampah Plastik di Lautan
--
MALANG, DISWAYMALANG.ID - Setiap 3 Juli masyarakat dunia memperingati International Plastic Bag Free Day atau Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia. Peringatan ini dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap kerugian yang ditimbulkan oleh penggunaan Kantong Plastik.
Sebagaimana kita ketahui, kantong plastik tidak bisa terurai dalam 10-20 tahun ke depan. Peringatan ini hadir untuk mengurangi dampak buruk yang akan terjadi pada kita.
Bagaimana awal mula hadirnya peringatan skala Internasional ini?
Sejarah Hari Bebas Kantong Plastik Internasional
Peringatan Hari Bebas Kantong Plastik Internasional bermula dari kesadaran global akan dampak negatif dan penyebaran luas kantong plastik sekali pakai sebagai salah satu penyumbang utama sampah plastik di dunia.
Bermula pada tahun 1933 ketika sebuah pabrik di Northwich, Inggris, mulai memproduksi polietilen. Jenis plastik yang dianggap praktis dalam industri.
Pada 1965, perusahaan Swedia bernama Celloplast mematenkan tas belanja dari polietilen dan mendistribusikannya di berbagai wilayah Eropa, menguasai sekitar 80 persen pasar tas di Eropa.
Pada 1979, penyebaran kantong plastik ini meluas ke Amerika Serikat. Hingga pada 1997, seorang pelaut sekaligus peneliti, Charles Moore, menemukan Great Pacific Garbage Patch (GPGP), tumpukan sampah plastik terbesar di lautan.
GPGP adalah yang terbesar dari lima zona akumulasi plastik lepas pantai di lautan dunia. Tumpukan ini berlokasi di antara Hawaii dan California. Diperkirakan 1,15 hingga 2,41 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun dari sungai. Lebih dari separo plastik ini kurang padat daripada air, sehingga tidak tenggelam begitu mencapai laut.

Great Pacific Garbage Patch atau tumpukan sampah plastik masif di Lautan Pasifik--seasidesustainability.org
Sampah kantong plastik itu bertahan di permukaan laut saat bergerak lepas pantai. Diangkut oleh arus konvergen dan akhirnya terakumulasi di tambalan.
Penemuan GPGP atau tumpukan sampah kantong plastik dalam jumlah luar biasa besar di lautan itulah yang memicu pembahasan tentang bahaya kantong plastik.
Namun, butuh waktu hingga tahun 2002 bagi negara pertama untuk melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai. Bangladesh menjadi negara pertama yang melembagakan larangan penggunaan plastik sekali pakai setelah menemukan plastik menyumbat saluran air yang memperburuk bencana banjir.
Seiring waktu, banyak negara mulai mengikuti peraturan pelarangan penggunaan kantong plastik, seperti Rwanda, Afrika Selatan, Australia, Italia, dan Tiongkok.
Makin berkembangnya aksi pelarangan penggunaan kantong plastik di banyak negara diikuti dengan pencanangan Gerakan Hari Bebas Kantong Plastik Internasional. Gerakan ini untuk kali pertama dirayakan pada 2008. Penggagasnya adalah Rezero, seorang anggota dari Zero Waste Europe (ZWE).
Sumber: disway.id
