21 Mei, World Day for Cultural Diversity for Dialogue, Yuk Gunakan Medsos untuk Perkuat Dialog!
Hindari Radikalisasi dan Perbanyak Dialog Serta Keterbukaan Pada Dialog Antar Kelompok!-Graphicspic-
4. Penyebaran Ujaran Kebencian dan Disinformasi
Media sosial memfasilitasi penyebaran ujaran kebencian dan disinformasi yang dapat memicu konflik antar kelompok identitas. UNESCO melalui proyek "Social Media 4 Peace" menyoroti pentingnya memperkuat ketahanan masyarakat terhadap konten berbahaya secara online, khususnya di negara-negara yang rentan terhadap konflik.
Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan prinsip-prinsip bersama untuk ruang online global yang aman dan inklusif, serta mendorong kolaborasi antara pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat sipil dalam memerangi ujaran kebencian dan disinformasi.
Kita harus selalu berhati - hati salam sosial media agar memanfaatkan fitur bukan untuk memberikan ujaran kebencian di tengah keberagaman budaya!
5. Perlunya "Paparan" Ideologi Konten Sosia Medial Diluar Preferensi
Perpecahan dalam keberagaman tidak hanya terjadi pada tingkat ideologi, tetapi juga pada tingkat emosional, di mana individu merasakan permusuhan terhadap kelompok lain.
Penelitian yang diterbitkan dalam Proceedings of the International AAAI Conference on Web and Social Media menunjukkan bahwa paparan terhadap pandangan kelompok lain di media sosial dapat meningkatkan empati. Studi ini menyoroti pentingnya perspektif-taking dalam mengurangi ketegangan emosional antar kelompok.
Maka dari itu, diperlukan adanya sifat keterbukaan dalam bersosial media agar tak 'terjebak" dalam 1 pemikiran saja yang akan mengurangi kesempatan berdialog dalam keberagaman.
6. Kurangnya Literasi Digital
Kurangnya literasi digital membuat pengguna rentan terhadap manipulasi informasi dan propaganda yang memperkuat identitas kelompok secara eksklusif. Pendidikan literasi media digital penting untuk mendorong dialog antarbudaya dan partisipasi pemuda dalam pembangunan perdamaian.
UNICEF menekankan pentingnya pendidikan literasi media digital untuk mendorong dialog antarbudaya dan partisipasi pemuda dalam pembangunan perdamaian. Pendidikan bertujuan untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang diperlukan untuk menavigasi lanskap informasi digital yang kompleks dan dengan budaya yang beragam.
7. Peran Influencer dan Komunitas Online
Influencer dan komunitas online memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik. Namun, jika tidak dikelola dengan bijak, mereka dapat memperkuat stereotip dan memperdalam jurang antar kelompok identitas budaya yang seharusnya berdialog. Maka, diperlukan adanya kebijaksanaan dalam memilih influencer sebagai "role model" dan memilah dengan baik, nilai yang dibawa / diajarkan oleh influencer yang diikuti.
Media sosial memiliki potensi besar untuk memperluas dialog antarbudaya dan menumbuhkan perdamaian. Namun, tanpa pengelolaan yang bijak, platform ini dapat memperkuat polarisasi identitas dan memicu konflik.
Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat untuk mendorong literasi digital, moderasi konten yang efektif, dan representasi budaya yang inklusif!
Sumber: first monday
