1 tahun disway

18 Mei, Hari Museum Internasional: Bermula dari Seruan untuk Jadikan Museum jadi Alat Pemersatu

18 Mei, Hari Museum Internasional: Bermula dari Seruan untuk Jadikan Museum jadi Alat Pemersatu

Sejarah Hari Museum Internasional-Premium Vector-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Ada Apa di Balik 18 Mei?

Siapa sangka, sebuah hari di pertengahan Mei kini jadi momen global untuk museum-museum di seluruh dunia unjuk peran.

Hari Museum Internasional, yang tiap tahun jatuh pada 18 Mei, bukanlah perayaan biasa. Ia bukan tiba-tiba ada, bukan pula hanya agenda tahunan belaka.

Ada perjalanan panjang, bahkan sejak 1949, yang melibatkan para pemikir budaya, UNESCO, dan ICOM / International Council of Museum—organisasi museum dunia—untuk menjadikannya gerakan global.

Awalnya hanya seruan, lalu menjadi resolusi, dan kini menjadi panggung refleksi: museum bukan sekadar tempat menyimpan masa lalu, tapi juga menata masa depan.

1. 1949: Seruan Awal dari Seorang Visioner

Nama André Leveillé mungkin asing di telinga masyarakat umum. Tapi bagi komunitas museum, dialah pemantik.

Sebagai presiden Komite ICOM untuk museum sains dan teknologi, ia menggugah dunia lewat tulisan di jurnal Museum, edisi Desember 1949.

Dalam tulisan berjudul Museums in the service of all, Leveillé menyerukan sebuah crusade—perang suci—bukan dengan senjata, tapi dengan semangat menjadikan museum sebagai alat pendidikan dan pemersatu umat manusia.

Ia mendesak UNESCO untuk menjadikan museum sebagai milik semua orang.

2. 1956 dan 1967: Kampanye Museum Internasional

Seruan itu tak langsung membuahkan hasil konkret. Butuh waktu hingga 1956, ketika ICOM dan UNESCO meluncurkan International Museum Campaign.

Kampanye ini menekankan peran edukatif museum, dan diulang kembali pada tahun 1967–1968.Namun, kampanye ini masih sebatas inisiatif sesaat. Belum ada peringatan tahunan yang melekat di kepala publik global.

Museum masih dianggap tempat “serius” dan “sunyi”, belum akrab dengan ide inklusif dan terbuka seperti sekarang.

Sumber: icom