18 Mei, Hari Museum Internasional: Bermula dari Seruan untuk Jadikan Museum jadi Alat Pemersatu
Sejarah Hari Museum Internasional-Premium Vector-
Di Australia, South Australian Museum di Adelaide membuka ruang penyimpanan dan bengkel restorasi—area yang biasanya tersembunyi dari publik.
Di Iran, mayoritas museum membuka pintu secara gratis. Di Spanyol dan Kanada, museum menyajikan pertunjukan visual dan suara.
Sementara di Selandia Baru, Museum Distrik Tauranga menggelar pesta kostum untuk staf dan sukarelawan.
7. Gagasan yang Menyebar Lintas Benua
Apa yang dimulai dari Moskow dan Paris, menjalar cepat ke berbagai penjuru dunia.
Hari Museum Internasional bukan sekadar seremoni, tapi semacam perayaan keragaman budaya dan cara museum memainkan peran sosialnya.
Tak ada satu format tunggal. Yang ada justru semangat adaptif: tiap negara dan museum bisa merayakan dengan caranya sendiri, selama membawa semangat inklusivitas dan keterlibatan publik.
8. Bahasa Universal: Objek Asli dan Cerita yang Jujur
ICOM percaya bahwa museum punya “bahasa universal” melalui benda-benda asli yang dipajang. Benda-benda itu bisa menceritakan kisah tanpa butuh terjemahan. Ia berbicara tentang siapa kita, dari mana asal kita, dan ke mana kita akan melangkah.
Museum bukan sekadar kolektor benda, tapi penjaga memori kolektif dan pengantar dialog antarperadaban.
9. Terus Hidup, Terus Bertumbuh
Kini, Hari Museum Internasional tak lagi asing. Lebih dari 150 negara ikut serta, dan ribuan museum menggelar acara khusus tiap 18 Mei.
Yang pasti, semangat awal dari André Leveillé masih bergema: museum adalah milik semua orang. Ia harus hidup, dekat, dan penuh makna.
Museum bukan rumah masa lalu. Ia rumah masa kini yang terus berdialog dengan masa depan.
Dan Hari Museum Internasional bukan hanya perayaan seremonial, tapi pengingat bahwa sejarah, budaya, dan edukasi harus terus diperjuangkan agar tetap relevan.
Sumber: icom
