Pakar Pemerintahan UB Usul Musrenbang Bersama untuk Wujudkan Sinergi Malang Raya
Para cakada Malang Raya saat tampil dalam forum Mimbar Akademik di Kampus UB, Jumat (1/11)--istimewa
KETAWANGGGEDE, DISWAYMALANG.ID— Pakar pemerintahan dari Universitas Brawijaya (UB) menggagas perlu diadakan semacam musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) bersama tiga wilayah pemerintahan di Malang Raya. Yakni, pasca terpilihnya para kepala daerah baru hasil pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun ini.
“Menurut hemat saya, musrenbang bersama se-Malang Raya menarik untuk dilakukan para cakada yang terpilih nanti,” kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISP) UB Dr. M. Lukman Hakim, SIP, M.Si., kepada Disway Malang.
Gagasan forum semacam musrenbang bersama itu menurut Lukman untuk mengakomodasi permintaan para calon kepala daerah (cakada) tersebut, saat tampil dalam acara Mimbar Akademik yang digelar UB di Kampus UB, Ketawanggede, Kota Malang, Jumat (1/11). Mimbar Akademik itu mengundang seluruh delapan pasangan calon (paslon) kada di tiga wilayah pemerintahan Malang Raya itu. Satu paslon tidak hadir, yakni pasangan Firhando Gumelar-H. Rudi, paslon kada Kota Batu.
Bahasan utama dalam forum yang juga dihadiri para mahasiswa itu, adalah sinergi. Tepatnya, tema Mimbar Akademik tersebut adalah sinergi Pembangunan Malang Raya.
Lukman yang menjadi ketua pelaksana Mimbar Akademik tersebut, mengatakan kesediaan seluruh calon menandatangani pakta sinergitas yang disediakan dalam Mimbar Akademik tersebut, adalah bekal untuk pelaksanaan musrenbang tersebut. Dan terutama lagi, mewujudkan sinergi antarwilayah se-Malang Raya tersebut.
Sinergi Masih Kurang
Akademisi dengan bidang penelitian pemerintahan lokal dan advokasi kebijakan ini juga menyebut, hasil survei yang dilakukan UB terkait sinergi antardaerah di Malang Raya ini juga menunjukkan bahwa kurangnya sinergi dianggap responden survei tersebut, sebagai kendala utama pengembangan ekonomi Malang Raya.
Dia mengungkapkan, sebelum digelar Mimbar Akademik, terlebih dulu telah dilakukan survei dengan 500 responden yang terdiri dari mahasiwa asli Malang Raya. "Tujuannya, untuk menjaring masalah di Malang Raya sebagai bahan pembahasan para cakada," kata Ketua Program Studi S-3 FISIP UB ini.
Paparan hasil survei masalah di Malang Raya saat Mimbar Akademik Para Cakada di Kampus UB, Jumat (1/11) --istimewa
Dari paparan hasil survei tersebut terungkap,dDua isu yang ditanyakan dalam survei tersebut, yakni isu budaya dan ekonomi, jawaban responden menyebut perlunya sinergi untuk mengatasi masalah yang ada. Untuk isu budaya misalnya, saat ada pertanyaan: Seberapa pentingkah sinergi lintas daerah untuk menjaga keuikan sosial budaya di Malang Raya? 94 persen menjawab penting.
Berikut, dengan pertanyaan, Apa cara paling efektif untuk melestarikan budaya di Malang Raya? Jawaban paling banyak, 34 persen responden, menjawab: Event budaya yang melibatkan seluruh Malang Raya. Lalu, di peringkat 3 sebanyak 15,4 persen menjawab perlu peningkatan kerjasama antarkota/kabupaten.
Demikian pula untuk isu ekonomi. Dengan pertanyaan, Apa kendala utama dalam pengembangan ekonomi di Malang Raya? Meski bukan di urutan pertama, kurangnya sinergi antardaerah juga menjadi jawaban yang utama. Demikian pula untuk pertanyaan. Strategi untuk memajukan ekonomi Malang Raya, jawaban promosi terpadu menjadi jawaban terbanyak di peringkat tiga.
Hasil survei, disambung dengan respons para paslon kada yang semuanya antusias bersinergi, menurut Lukman bekal yang baik untuk mewujudkan sinergi antarkepaladaerah di Malang Raya. “Semoga bisa terwujud, pasca pilkada atau setelah para cakada itu terpilih,” pungkasnya. (*)
Sumber: