Dua Guru Besar UM Masuk Kelompok Ilmuwan Dunia
Prof. Hadi Nur (kiri) dan Prof. Ahmad Taufiq --um.ac.id
KLOJEN, DISWAYMALANG.COM-- Universitas Negeri Malang (UM) layak berbangga atas masuknya dua guru besar mereka dalam jajaran World’s Top 2% Scientists versi Universitas Stanford yang diumumkan baru-baru ini. Dua guru besar itu adalah Prof. Hadi Nur, Ph.D., dari Fakultas MIPA dan Prof. Dr. Ahmad Taufiq, S.Pd, M.Si, dosen sekaligus Guru Besar di bidang fisika dari Universitas Negeri Malang (UM).
Bagi Prof. Hadi Nur, ini adalah untuk kali keempat berturut-turut masuk kelompok ilmuwan top dunia itu yang dipilih Universitas Stanfod, California, Amerika Serikat bersama lembaga informasi dan analisa Elsevier. Ilmuwan kelahiran Bukittinggi ini sudah masuk di daftar elit itu sejak tahun 2021. Setiap tahun berikutnya, nama Prof. Hadi Nur terus masuk daftar ini, hingga dalam daftar terbaru untuk tahun 2024 ini.
Pada tahun 2024 ini, infonya ada 150 ilmuwan yang masuk daftar World’s Top 2% Scientists versi Universitas Stanford. Di seluruh dunia, ada 100 ribu ilmuwan yang masuk daftar ini.
“Yang penting bukan hanya angka-angka, tapi makna di balik kontribusi tersebut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” tegas Prof. Hadi, soal empat kali masuk daftar ilmuwan top ini, seperti dikutip di laman um.ac.id.
Prof. Hadi Nur dikenal luas berkat dedikasinya pada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Karya ilmiahnya terutama dalam bidang material canggih dan katalis heterogen, memberikan dampak signifikan bagi teknologi terbarukan dan keberlanjutan.
Penelitian-penelitian Prof. Hadi menggabungkan berbagai disiplin ilmu, seperti material, biomaterial, teknologi sel bahan bakar, dan teknik. Inovasi yang dia hasilkan berfokus pada aplikasi praktis yang bisa dimanfaatkan masyarakat luas.
Dedikasi Prof. Hadi pada ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas riset dan publikasi. Dia menekankan pentingnya kolaborasi dan penyebaran informasi secara luas untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis energi. Baginya, ilmu harus digunakan untuk kemaslahatan bersama, bukan hanya pencapaian akademis.
“Sebagai guru, tugas utama saya adalah melayani mahasiswa dan melakukan riset yang bermanfaat,” ujar Prof. Hadi. Prinsip ini dia pegang teguh untuk memastikan ilmu yang ia bagikan dapat membantu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Riset Berbasis Lokal
Terpisah, Prof. Dr. Ahmad Taufiq, S.Pd, M.Si mengaku bersyukur atas penghargaan ini. Namun, dia menganggap penghargaan ini bukan hanya miliknya, tetapi juga kesuksesan bagi UM, keluarga, kolega dan mahasiswanya.
"Ini bukanlah tujuan akhir, melainkan titik awal untuk meningkatkan kualitas riset dan publikasi ilmiah, baik secara individu maupun dalam kelompok riset di Departemen Fisika FMIPA UM,” ujar Prof. Taufiq, dikutip dari laman um.ac.id.
Prof. Taufiq dikenal dengan karya riset dan inovasi di bidang fisika. Terutama dalam riset nanosains dan nanoteknologi berbasis bahan alam lokal Indonesia.
Riset yang dilakukan Prof. Taufiq bersama tim risetnya di Departemen Fisika UM banyak terkait pengembangan nanosains dan nanoteknologi untuk aplikasi biomedis, anti radar, energi terbarukan, dan sensor. Temuan penting dari riset ini tidak hanya berkontribusi bagi Indonesia, tetapi juga diakui di dunia internasional.
Dalam konteks Sustainable Development Goals (SDGs), penelitian ini berpotensi besar untuk mendukung tujuan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Serta, penyediaan energi bersih dan terjangkau sebagai bagian dari target utama SDGs. (*)
Sumber: um.ac.id