UMM Autism Summit 2024 Bikin Iri Kampus Lain: Kok Rebutan Ikut Workshop Kayak Tes CPNS!
Institusi Yayasan Pejuang Mimpi Indonesia--
LOWOKWARU , DISWAYMALANG.COM-- Menjelang ditutup pada Sabtu (5/10) hari ini, UMM Autism Summit 2024 terus mengundang kekaguman dari banyak pihak. Mulai dari para pakar dan akademisi dari kampus lain di luar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang hadir sebagai pembicara, narasumber atau peserta, juga dari peserta kalangan non akademisi.
Bahkan, akademisi dari universitas ternama seperti Universitas Indonesia juga tidak lepas dari rasa kagum itu. "Tadi ketemu Bu Adriana UI, Bu Wenni APPI, katanya iri liat acara kita keren banget Kok bisa sebagus ini. UI aja gak pernah bikin acara semeriah ini. Panitianya juga sigap. Semua anggota APPI yang ikut acara juga bilang semua sesi menarik menarik Mrk sgt apresiasi. Keren katanya, alhamdulillah," begitu chat dari seorang panitia di grup panitia UMM Autism Summit 2024. Panitia penyelenggara UMM Autism Summit 2024 adalah para dosen dan mahasiswa Fakultas Psikologi (Fapsi) UMM.
Adriana UI yang dimaksud dalam chat di atas adalah Dr. Adriana Soekandar Ginanjar, M.S., dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang juga Ketua Yayasan Autisme Indonesia. Dalam UMM Autism Summit 2024 ini, Dr. Adriana menjadi narasumber salah satu workshop.
Sedangkan Bu Wenni APPI yang dimaksud adalah Dr. Weny Savitri Pandia, M.Si, Ketua Asosiasi Pendidikan Psikologi Indonesia (APPI). Seperti juga Dr. Adriana, Dr. Weny juga jadi narasumber salah satu workshop UMM Autism Summit 2024.
Chat dalam grup panitia UMM Autism Summit 2024 itu juga mengungkapkan kekaguman seorang peserta atas antusiasme peserta. "Acaranya berkesan, tadi sempat ngobrol sama peserta lain, baru kali ini ya workshopnya berebutan kaya tes CPNS hehe," ungkap peserta UAS 2024, dikutip oleh seorang panitia, dan di-share di grup panitia.
Dalam UMM Autism Summit 2024 ini, workshop memang jadi salah satu sesi yang paling banyak diminati. Lebih-lebih panitia menyelenggarakan 27 kali workshop, dengan 27 tema yang berbeda. Dari tema yang sifatnya pencegahan kasus autisme sejak masa prenatal, tema-tema perlakuan dan terapi bagi orangtua dengan anak berkebutuhan khusus (ABK), hingga tema perlindungan hukum untuk ABK.
BACA JUGA:UMM Autism Summit 2024, Soroti Faktor Risiko Prenatal Autisme
Talk Show Inspiratif
Selain workshop, UMM Autism Summit 2024 juga diisi dengan talk show inspiratif dengan nara sumber beragam. Mulai dari para pakar dan akamedisi, pegiat autisme dan orang tua dengan keluarga ABK. Pada Jumat (4/10), hadir tiga nara sumber. Yang pertama adalah Agus Binti Khoiriyah, M.Psi, pemilik kelompok homeschooling anak berbakat bali dan Biro Psikologi Madania. Dia menekankan bahwa orang tua dan pendidik perlu memiliki ekspektasi yang realistis dan memberikan dukungan yang konsisten.
Agus Binti Khoiriyah, M.Psi, Mike Ragnar, SH,, Krisianto Gondohutomo pose bersama panitia seusai jadi narasumber talk show-Belqis/diswaymalang-
Menurut dia, tantangan terhadap ABK adalah ketika mereka memerlukan ruang akademis. "Kesiapan belajarnya berbeda dengan anak anak lain. Dasar utamanya adalah tuntas dengan treatment behaviour maupun kondisi dengan kemandirian nya. Tantangan utama yang sering dihadapi adalah ketidaksabaran orang tua yang ingin anaknya cepat bisa seperti anak-anak pada umumnya. Padahal, setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda," ujar Agus binti Khoiriyah.
Narasumber berikut, Mike Ragnar, S.H., pengusaha yang juga pemilik usaha kuliner Burger Buto berbagi pengalaman dalam membangun bisnis sambil memberikan kesempatan kerja bagi ABK. Menurut pengusaha yang punya anak katagori ABK ini, kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak sangat penting untuk mendukung keberhasilan program inklusi.
"Saya membuka training untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang mau training. Sesuatu yang kecil akan berarti kalo kita satukan akan bernilai," ungkapnya.
Sementara narasumber ketiga, Krisianto Gondohutomo, co-founder pusat terapi Elmo Neurodivergent’s Home memaparkan kegiatan di Elmo yang membuka kelas untuk mempersiapkan ABK untuk bekerja dan fokus pada pengembangan keterampilan hard skill dan soft skill agar ABK siap bekerja di lingkungan masyarakat sosial.
Sumber: fapsi umm