UMM Autism Summit 2024, Pakar Singapura Presentasi Ilmiah sekaligus Sharing Pengalaman Pribadi

UMM Autism Summit 2024,  Pakar Singapura Presentasi Ilmiah sekaligus Sharing Pengalaman Pribadi

Dr. Eunice Tan, Dosen dari Singapore University Social Science--

KOTA , DISWAYMALANG.COM- Jika seorang akademi bidang autisme sekaligus juga seorang ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK), apa yang akan dipresentasikan saat jadi pembicara? Jawabannya ada saat Dr. Eunice Tan menjadi pembicara dalam pembukaan  UMM Autism Summit 2024 di Basement Dome, Kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (3/10).

Saat tampil sebagai satu dari tiga pembicara kunci, akademi yang juga dosen dari Singapore University Social Science ini mengawali dengan paparan ilmiah. Dia memberikan pandangan yang menarik tentang pendidikan berbasis kekuatan (strength-based education).

Menurut dia, setiap anak, termasuk  ABK memiliki potensi dan minat yang unik. "Kita perlu menggali dan mengembangkan potensi tersebut agar anak-anak dapat mencapai kualitas hidup yang terbaik," ujarnya. 

Setelah paparan ilmiah, Dr. Eunice juga berbagi pengalaman pribadinya sebagai orangtua dalam mendidik putranya yang memiliki autisme. Dengan pendekatan yang tepat, ungkapnya, sang putra berhasil mencapai kemajuan yang signifikan. "Kunci keberhasilan adalah dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan relevan dengan minat anak," tambahnya. 

Eunice juga bercerita saat mengajari putranya membaca dan sedikit berkomunikasi. Putranya hanya bisa menjawab pertanyaan seperti: ni apa? Lalu putranya mengatakan ini ikan. ini kursi. Tetapi, ketika dia memberi pertanyaan mengapa, putranya tidak bisa menjawab.

Dia lantas memaparkan metode yang dia pakai untuk mengatasi masalah itu. Diceritakannya, putranya menyukai minuman soda  dan makanan cepat saji.  Lalu Eunice membeli semua menu dari sebuah resto cepat saji,  dan memberi tulisan di setiap makanan tersebut.

Eunice memberi tahu setiap menu yang dia beli kepada putranya. Apabila putranya tidak bisa menjawab menu tersebut maka tiap makanan akan Eunice makan. Namun apabila putranya berhasil menjawab, dia akan memberi sedikit makanan tersebut. Tisak sampai seminggu pun putranya sudah dapat berhasil menghafal menu tersebut.

"Apakah ini jauh lebih merepotkan? Engga kalau kita tahu  cara mengintegrasikan nya. Semua dari kita adalah guru yg baik dan hebat pasti saat memahami ini kita otomatis akan bisa menerapkannya," ungkapnya.

Konferensi Internasional

Salain Dr. Eunice Tan, dua pembicara kunci lain dalam UMM Autism Summit 2024 adalah Dra. Rachmi Aida, M.Pd (Ketua Majelis Pauddasmen PW Asyiyah Jawa Tmur) dan Dr. dr. Sulistyo Mulyo Agustini, Sp. PK (Dokter RS UMM).

BACA JUGA:UMM Autism Summit 2024, Soroti Faktor Risiko Prenatal Autisme

Ketiga pembicara tersebut bersama dua pembicara lain --yaitu Assc Prof. Vitor Franco, PhD dari Universidade de Évora, Portugal dan Dr. Giulia Pavon dari Nottingham Trento University, Italia-- adalah pembicara untuk event konferensi internasional tentang psikologi terapan atau ICAP-H (International Confererence on Applied Psichology for Humanity). ICAP-H sendiri rutin diselenggarakan setiap tahun, dan untuk tahun ini merupakan bagian dari UMM Autism Summit 2024. 

Selain konferensi internasional, summit yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi (Fapsi) UMM mulai 3-5 Oktober 2024 serta didukung Disway Malang  ini, juga diisi dengan talk show, workshop, talent show anak berkebutuhan khusus, serta ekspo dan bazar. 

Untuk talks show, setelah menampilkan tiga narasumber pada sesi hari pertama, Kamis (3/10), pada Jumat (4/10) akan tampil tiga narasumber lagi. Tiga nara sumber yang tampil pada hari pertama adalah Dr. Cahyaning Suryaningrum, M.Si, seorang psikolog dan dosen Fapsi UMM; Nina Rukmina Dewi S.Pd, M.M, orang tua autistik dan konselor pendidikan, remaja dan keluarga dan Bayu Dwityo Wicaksono, S.T, pegiat autisme dan asisten komunikasi digital di United Nations Information Center. Ketiga narasumber di atas tampil dalam talkshow dengan  tema Understanding & Living with Austim: Beyond the Stereotypes. 

Sumber: fapsi umm