8 April, Hari Balita Nasional: Masa Golden Age untuk Membentuk Karakter dan Attitude Anak!

8 April, Hari Balita Nasional: Masa Golden Age untuk Membentuk Karakter dan Attitude Anak!

--

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Hari Balita Nasional yang diperingati setiap 8 April bukan sekadar selebrasi anak-anak yang menggemaskan. Tapi juga pengingat bagi orang tua, pendidik, dan semua pihak bahwa masa balita adalah masa emas: golden age.

Bukan hanya untuk perkembangan fisik dan kognitif, tapi juga masa terbaik untuk membentuk karakter dan attitude si kecil.

Berikut 9 golden rules terkait pengasuhan anak balita.  

1. Golden Age: Pondasi Sikap Seumur Hidup

Usia 0-5 tahun adalah masa paling krusial dalam perkembangan anak. Otak berkembang pesat, koneksi saraf terbentuk jutaan kali lipat dibanding masa lainnya. Ini bukan hanya soal motorik atau bicara, tapi juga pembentukan nilai, empati, dan kontrol emosi.

Menurut jurnal From Neurons to Neighborhoods, Kebiasaan-kebiasaan sederhana seperti mengucap terima kasih, menyapa orang, atau membuang sampah pada tempatnya lebih mudah ditanamkan di usia ini. Anak yang dibiasakan bersikap baik sejak dini akan lebih mudah menginternalisasi sikap itu sampai dewasa.

 

2. Bukan Soal Pintar, Tapi Punya Attitude

Banyak orang tua fokus pada akademik: membaca cepat, berhitung, bahasa asing. Tapi sikap dan karakter sering dilupakan. Padahal attitude akan menentukan bagaimana anak bersosialisasi, menghadapi konflik, dan menyelesaikan masalah.

Anak yang punya karakter baik cenderung disukai lingkungan, mudah diajak kerja sama, dan lebih tahan banting saat menghadapi tekanan. Mereka juga cenderung lebih percaya diri, karena tahu bagaimana harus bersikap.

 

3. Orang Tua Sebagai Role Model Utama

Anak tidak hanya mendengar, tapi meniru. Saat orang tua membentak saat marah, anak belajar bahwa marah sama dengan membentak. Saat orang tua menyapa tetangga dengan ramah, anak juga akan meniru hal yang sama.

Menurut jurnal Social Learning Theory, Prentice Hall, Orang tua adalah role model pertama anak dalam membentuk sikap. Perilaku orang tua sehari-hari jauh lebih berpengaruh dibandingkan nasihat panjang. Jadi, sebelum menyuruh anak bersikap baik, pastikan kita juga melakukannya.

 

4. Belajar Empati Sejak Dini, Bukan Saat Dewasa

Empati bukan bakat, tapi keterampilan yang bisa dipelajari. Anak usia balita bisa diajak mengenal perasaan orang lain lewat cerita, boneka, atau sekadar mengajukan pertanyaan: “Kalau kamu jadi dia, sedih nggak?”

Dengan cara ini, anak belajar bahwa dunia bukan hanya tentang dirinya. Ia juga jadi lebih peka terhadap sekitar, tidak mudah menyakiti, dan tumbuh jadi pribadi yang penuh pengertian.

Sumber: prentice hall