24 Maret Ditetapkan sebagai Hari Hak Atas Kebenaran Mengenai Pelanggaran HAM Berat, Menolak Lupa: Munir

Munir-Wikipedia-
MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Ketika suara keadilan terlalu nyaring, kekuasaan yang takut akan mencoba membungkamnya. Itulah yang terjadi pada Óscar Romero, Uskup Agung dari El Salvador yang ditembak mati saat memimpin misa pada 24 Maret 1980, karena suaranya yang lantang membela rakyat tertindas.
Itu pula yang terjadi pada Munir, aktivis HAM asli Malang yang meregang nyawa dengan racun arsenik dalam penerbangan menuju Belanda pada 7 September 2004.
Mereka bukan sekadar korban. Mereka adalah simbol-simbol bagaimana kebenaran sering kali menjadi musuh bagi mereka yang berkuasa.
Dunia mungkin mengingat mereka hanya sebagai nama dalam sejarah, tetapi pertanyaannya adalah: apakah kita akan membiarkan kisah mereka sekadar menjadi cerita lama, atau menjadikannya amunisi untuk melawan ketidakadilan?
PBB menetapkan 24 Maret sebagai Hari Hak Atas Kebenaran Mengenai Pelanggaran HAM Berat dan memperjuangkan kebenaran serta keadilan, mari kita kulik lebih dalam!
Menolak Lupa!
Ingat Nama Mereka, Hargai Perjuangan Mereka, Jaga Warisan Mereka.
1. Óscar Romero: Uskup yang Melawan Penindasan
Óscar Romero bukan hanya pemuka agama, tetapi juga pembela HAM. Di tengah brutalitas perang saudara di El Salvador (1980–1992), ia berdiri di barisan rakyat miskin yang tertindas oleh rezim militer. Romero tak ragu mengkritik pemerintah dan menyuarakan keadilan bagi korban kekerasan negara.
Suaranya menjadi ancaman bagi penguasa. Pada 24 Maret 1980, ia ditembak mati saat memimpin misa di kapel Rumah Sakit La Divina Providencia, San Salvador. Pembunuhan ini memicu gelombang protes global, namun pelakunya tak pernah diadili.
2. Munir: Kematian di Udara, Konspirasi di Darat
Di Indonesia, nama Munir Said Thalib dikenal sebagai simbol perlawanan terhadap pelanggaran HAM. Ia aktif mengungkap penculikan aktivis 1998 dan berbagai kejahatan negara lainnya. Keberaniannya membuat banyak pihak gerah.
Pada 7 September 2004, Munir meninggal dunia dalam penerbangan ke Belanda setelah diracun dengan arsenik. Investigasi menemukan keterlibatan oknum Badan Intelijen Negara (BIN), namun hingga kini, dalang sebenarnya belum terungkap. Munir bukan hanya korban, ia adalah cermin betapa bahayanya memperjuangkan kebenaran.
3. Pembungkaman Aktivis HAM: Bukan Hanya di El Salvador dan Indonesia
Sumber: welcome to the united nations