24 Maret Ditetapkan sebagai Hari Hak Atas Kebenaran Mengenai Pelanggaran HAM Berat, Menolak Lupa: Munir

Munir-Wikipedia-
Kasus Romero dan Munir bukanlah insiden yang berdiri sendiri. Di berbagai belahan dunia, pembela HAM terus menjadi target pembunuhan, penghilangan paksa, atau kriminalisasi.
Menurut laporan Front Line Defenders (2023), lebih dari 400 aktivis HAM terbunuh setiap tahunnya, dengan Kolombia, Meksiko, dan Filipina sebagai negara dengan angka tertinggi.
4. Kebenaran yang Dikubur, Tapi Tak Pernah Mati
Pembunuhan terhadap aktivis HAM kerap diiringi dengan upaya menutupi fakta. Di El Salvador, butuh lebih dari 30 tahun hingga PBB mengakui Óscar Romero sebagai korban pelanggaran HAM berat.
Di Indonesia, meski beberapa orang telah dihukum dalam kasus Munir, dalang utamanya masih bebas. Komnas HAM menetapkan kasus ini sebagai pelanggaran HAM berat.
Sejarah menunjukkan bahwa meskipun kebenaran bisa dikubur, ia tak akan mati. Romero kini diakui sebagai santo oleh Gereja Katolik, sementara nama Munir diabadikan dalam berbagai gerakan HAM.
5. Negara dan Impunitas: Kejahatan yang Tak Pernah Usai
Ketika negara terlibat dalam pelanggaran HAM, impunitas menjadi masalah utama (pelaku pelanggaran HAM tidak dapat diadili baik secara de jure atau de facto). Banyak kasus pembunuhan aktivis yang tak tersentuh hukum karena pelakunya ada di dalam sistem kekuasaan.
Di Amerika Latin, banyak pelaku kejahatan HAM dari era diktator yang baru diadili puluhan tahun kemudian. Sementara itu, di Indonesia, kasus seperti Munir, Tragedi 1965, atau penculikan aktivis 1998 masih belum sepenuhnya terungkap.
6. Apa yang Bisa Kita Lakukan pada Era Modern?
Di era digital, membungkam kebenaran semakin sulit. Media sosial, jurnalisme investigatif, dan gerakan masyarakat sipil menjadi alat untuk melawan impunitas.
Kita bisa mulai dengan mendukung jurnalis dan aktivis yang berani mengungkap kejahatan HAM. Selain itu, kampanye internasional seperti International People's Tribunal bisa menjadi tekanan bagi pemerintah agar tidak menutup-nutupi kejahatan masa lalu.
7. Mengenang Mereka: Bukan Sekadar Nama di Batu Nisan
Mengabadikan perjuangan Romero, Munir, dan para aktivis HAM lainnya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari mendukung pendidikan HAM, memperjuangkan kebebasan berekspresi, hingga menolak lupa dengan terus membicarakan kasus-kasus yang belum selesai, seperti yang dilakukan pada aksi kamisan.
Nama Munir kini diabadikan dalam Munir Human Rights Museum di Malang. Namun, mengenang mereka bukan hanya soal membangun monumen, tetapi memastikan perjuangan mereka tidak sia-sia.
Sumber: welcome to the united nations