Bawa Botol Minum Pribadi Jadi Cara Andalan Gen Z Kurangi Sampah
Upaya Gen Z meminimalisir sampah--iStockphoto
"Kalau bawa pribadi lebih ringkes ya dan gak banyak numpuk sampah plastik juga," tegas Andi Mona Rahman, ketika diwawancarai di salah satu mal belanja Kota Malang.
Di peringkat ketiga, sebanyak 46 persen responden memilih membawa tempat makan sendiri. Kebiasaan ini sering diterapkan ketika mereka membeli makanan di luar rumah.
Langkah ini sekaligus mengurangi sampah dari kemasan makanan sekali pakai, seperti styrofoam atau plastik, yang menjadi masalah lingkungan global.
Upaya menghindari plastik sekali pakai juga menjadi fokus bagi 39 persen responden. Hal ini menunjukkan bahwa Gen Z semakin memahami pentingnya mengurangi ketergantungan pada plastik untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Selanjutnya, sebanyak 36 persen responden memilih untuk mengurangi pembelian produk kemasan.
Generasi ini tampaknya lebih selektif dalam konsumsi, dengan mempertimbangkan dampak lingkungan dari setiap barang yang mereka beli.
Tidak kalah penting, sebanyak 31 persen responden memilih untuk memilah sampah di rumah, sebuah langkah awal yang sangat penting dalam sistem pengelolaan sampah yang baik.
Dengan memilah sampah organik dan anorganik, Gen Z membantu mempermudah proses daur ulang dan pengelolaan sampah lebih lanjut.
Terakhir, sebanyak 31 persen responden juga menggunakan bahan daur ulang dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah ini menunjukkan kreativitas Gen Z dalam memanfaatkan kembali barang-barang yang masih dapat digunakan, sekaligus mengurangi limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
Gen Z tidak hanya memiliki kesadaran tinggi terhadap isu sampah, tetapi juga mengambil berbagai langkah nyata untuk mengurangi dampaknya.
Kombinasi dari langkah-langkah ini mencerminkan pola pikir yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masa depan. (*)
Sumber: jakpat