Akademisi UB Tampil di TV Rusia, Membahas Strategi Indonesia di BRICS
Akademisi UB, Aswin Ariyanto Azis, S.IP., M.DevSt (pojok kanan), tampil di TV Rusia membahas Strategi Indonesia di BRICS--fisip.ub.ac.id
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID—Ketua Departemen Politik dan Pemerintahan Hubungan Internasional (PPHI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) Aswin Ariyanto Azis, S.IP., M.DevSt, baru-baru ini tampil sebagai narasumber dalam program televisi internasional. Yakni, Russia Today International (RTV).
Aswin diminta opini strategisnya sebagai akademisi Indonesia, mengenai alasan Indonesia bergabung dengan BRICS. Yakni, sebuah blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Kehadiran Aswin sebagai narasumber di RTV menunjukkan pentingnya peran akademisi Indonesia dalam memberikan perspektif yang relevan terhadap isu-isu global. Langkah ini tidak hanya memperluas pengaruh Indonesia di kancah internasional,. Tetapi juga mengangkat nama Universitas Brawijaya sebagai salah satu institusi pendidikan yang berkontribusi dalam diskusi global.
Opini tentang Indonesia Gabung Brics
Menurut Aswin, ada dua alasan utama yang mendorong Indonesia mengambil langkah bergabung dengan BRICS. Pertama, Indonesia sedang meninjau kembali posisinya sebagai salah satu negara dengan perekonomian terkemuka di Asia Tenggara.
Kedua, negara ini mulai menggeser pendekatan dari kebijakan non-blok ke strategi multi-blok.
Perubahan ini memungkinkan Indonesia untuk memperluas hubungan strategisnya dengan negara maju maupun berkembang. Sekaligus, menciptakan keseimbangan antara aliansi tradisional dan peluang baru di tingkat global.
“Bergabung dengan BRICS dapat memperkuat pengaruh Indonesia dalam ikatan yang sudah kuat dengan masing-masing negara anggota. Selain itu, hal ini membuka peluang lebih besar untuk menjalin kerja sama di luar pertemuan tatap muka,” ujar Aswin.
Langkah ini, menurutnya, mencerminkan dinamika hubungan Indonesia dengan kekuatan besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, di tengah meningkatnya tekanan geopolitik di kawasan.
Bergabungnya Indonesia dalam BRICS juga menandai ambisi kebijakan luar negeri pemerintahan baru yang berfokus pada dua aspek utama: adopsi strategi multi-blok dan penguatan kebijakan “tetangga baik.”
Strategi Multi-Blok
Pendekatan multi-blok yang diterapkan Indonesia memungkinkan negara ini untuk menghindari keberpihakan. Sambil, tetap mendiversifikasi kemitraan internasionalnya.
Menurut Aswin, dengan strategi ini, Indonesia dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ditawarkan oleh kerja sama multilateral dalam BRICS.
“Strategi multi-blok ini membuka jalan bagi Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi BRICS, terutama terkait reformasi multilateral yang dapat menguntungkan semua pihak,” tambahnya.
Sumber: fisip.ub.ac.id