Gelar Dua Konferensi Internasional Serentak, FPIK UB Fokus Prioritaskan Riset Udang

Gelar Dua Konferensi Internasional Serentak, FPIK UB Fokus Prioritaskan Riset Udang

Sesi pemateri dari Wageningen University of Research, Belanda, Dr. Marc Werdegem dalam BICoS 2024, di Ijen Suites Resort and Covention, Jumat (15/11)-agung pam/disway malang-

SUKUN, DISWAYMALANG.ID-- Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) memantapkan diri untuk untuk fokus terhadap komoditas udang. Hal itu diwujudkan dengan menggelar satu konferensi internasional lagi yang khusus membahas masalah udang. 

Konferensi dimaksud adalah Brawijaya Internasional Conference on Shrimp (BICoS), yang digelar di Ijen Suites Resort and Convention, Sukun, Kota Malang, Jumat (15/11). Sesuai dengan judul konferensi, BICoS memang hanya akan membahas soal udang

Pada waktu bersamaan, di hotel yang sama --namun beda ruang-- juga digelar lanjutan International Conference on Fisheries and Marine Research (ICoFMR) 2024. Seperti diketahui ICoFMR yang juga diselenggarakan oleh FPIK UB ini sudah digelar sejak Kamis (14/11) dengan narasumber gabungan, antara akademisi Indonesia dan akademisi internasional. 

BACA JUGA:Di Konferensi Internasional FPIK UB, Pakar Korea Bahas Akuakultur Cerdas

BICoS juga menghadirkan gabungan pembicara nasional dan internasional. Pembicara internasional adalah Prof. Arun K. Dhar dari Universitas Arizona, Amerika Serikat Lalu, Asst. Prof Dr. Marina Hasan (Universiti Malaysia Trengganu) dan Dr. Marc Verdegem (Wageningen University of Research, Belanda). Sedangkan pembicara dalam negeri adalah pakar udang dari IPB Dr. Julie Ekasari, da dua pembicara "tuan rumah" dari FPIK UB, Dr. Yuni Kilawati dan Prof. Dr. Ir. Maftuch, M.Si, IPU. 

Prof. Maftuch yang juga Dekan FPIK UB ini mengatakan bahwa dua tahun terakhir ini riset di lingkungan FPIK UB berbasis komoditas. Ada enam komoditas yang ditetapkan jadi fokus riset. Selain udang, juga tuna, nila, ikan koi, mangrove dan wisata bahari. 

"Udang menjadi prioritas karena fakta sebagai komoditas utama ekspor Indonesia, selain juga potensi produksi yang masih bisa terus ditingkatkan" katanya. 

Karena itu pula lah, lanjut dia, meski sudah rutin setiap tahun menggelar ICoFMR, FPIK menambah satu konferensi lagi. Yaitu, BICoS. 

Fokus Masalah Penyakit

BICoS yang digelar secara online itu, diiikuti oleh peserta bukan saja dari Indonesia, tetapi juga dari luar negeri. Menyesuaikan pembicara pertama yang berasal dari Amerika Serikat --yaitu Prof. Arun K. Dhar--, sesi pertama dibuka pada pukul 07.45 WIB. 

Setelah sesi Arun K. Dhar, berturut-turut tampil Prof. Maftuch, Dr. Marina Hassan, Dr Julie Ekawati. Lalu, pada sesi siang tampil Dr Yuni Kilawati dan Dr. Marc Verdegem. 

Selain materi dari para pembicara itu, pada sesi pleno, juga dibahas 22 makalah dari berbagai perguruan tinggi. Menurut Ketua Panitia BICoS Muhammad Fakhri, S.Pi. MP., M.Sc., mayoritas makalah membahas soal penyakit udang. 

"Isu yang hangat dalam budidaya beberapa tahun terakhir ini memang masalah penyakit. Terutama penyakit yang terjadi pada masa awal pertumbuhan udang. Pada 30 hari awal budidaya," katanya. 

Para pembicara tamu yang tampil pun menurut Fakhri juga menyoroti masalah penyakit itu. Termasuk, Prof Maftuch. Meski, dengan pendekatan yang beda-beda. Ada yang membahas dari segi diet pakan, suplemen, juga lingkungan budidaya. 

Sumber: