1 tahun disway

Pendidikan Jarak Jauh Akan Diterapkan Secara Nasional, Akan Ditunjuk Satu Sekolah Induk di Setiap Provinsi

Pendidikan Jarak Jauh Akan Diterapkan Secara Nasional, Akan Ditunjuk Satu Sekolah Induk di Setiap Provinsi

Ilustrasi pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh--disway news network

JAKARTA, DISWAYMALANG.ID - Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), berencana untuk menerapkan program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) secara nasional. 

Langkah ini diambil setelah berhasilnya uji coba program PJJ untuk anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi revolusioner dalam mengatasi berbagai tantangan pendidikan, mulai dari pemerataan akses hingga penekanan angka putus sekolah di seluruh provinsi.

BACA JUGA:Pendidikan Jarak Jauh untuk SMP/SMA Mulai Diujicoba, Sasaran Awal Anak Pekerja Migran di Malaysia

Perluasan Program PJJ

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen Tatang Mutaqqin mengungkapkan Kemendikdasmen akan memperluas program PJJ ke seluruh Indonesia. Caranya, dengan menunjuk satu sekolah sebagai percontohan atau sekolah induk dalam setiap provinsi.

"Insyaallah nanti akan direplikasi di seluruh provinsi di tanah air sehingga setiap provinsi ada satu sekolah induk yang bisa mengampu," ujar Tatang dalam konferensi pers, Kamis (7/8). Dengan demikian, lanjut dia,  siswa yang selama ini kesulitan untuk belajar dengan pembelajaran yang standar bisa teratasi masalahnya melalui PJJ.

Tatang juga menyebut, dalam pelaksanaan program PJJ nasional ini, . sekolah induk yang ditunjuk akan bertanggung jawab dalam beberapa hal. Antara lain, menyediakan kurikulum, materi pembelajaran, serta mentor yang akan membimbing siswa secara daring.

BACA JUGA:UM Jadi Satu-satunya Wakil Indonesia dalam Program 'Bridge to See Guizhou' di Tiongkok!

Infrastruktur dan Dukungan Teknologi

Untuk mendukung program ambisius ini, pemerintah akan berinvestasi besar pada infrastruktur digital. Tatang menegaskan bahwa setiap sekolah yang menjadi pusat PJJ akan dilengkapi dengan fasilitas internet, perangkat komputer, dan platform pembelajaran daring yang interaktif.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk memastikan ketersediaan jaringan internet yang stabil di seluruh wilayah. "Tujuannya agar setiap siswa, di mana pun mereka berada, bisa mengakses materi pembelajaran dengan lancar dan berinteraksi secara real-time dengan guru mereka," ujar Tatang.

BACA JUGA:Guru se-Asia Tenggara Kumpul di UB, Bahas Acuan Kompetensi Guru di 11 Negara

Solusi untuk Angka Putus Sekolah

Penerapan PJJ ini juga menjadi strategi utama pemerintah dalam menekan angka putus sekolah yang masih menjadi isu krusial. Fleksibilitas waktu dan tempat belajar yang ditawarkan PJJ memungkinkan anak-anak yang harus membantu orang tua bekerja atau memiliki keterbatasan mobilitas tetap dapat melanjutkan pendidikan.

Kurikulum PJJ akan dirancang secara modular dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Selain mata pelajaran umum, program ini akan memuat pendidikan karakter, literasi digital, dan keterampilan praktis yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Pemerintah menargetkan implementasi PJJ ini akan dimulai secara bertahap pada tahun ajaran 2026/2027, dengan prioritas pada provinsi-provinsi yang memiliki angka putus sekolah tertinggi. Harapannya, program ini dapat menjadi tonggak baru dalam mewujudkan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi seluruh anak bangsa.(*)

Sumber: disway news network