1 tahun disway

Pendidikan Jarak Jauh untuk SMP/SMA Mulai Diujicoba, Sasaran Awal Anak Pekerja Migran di Malaysia

Pendidikan Jarak Jauh untuk SMP/SMA Mulai Diujicoba, Sasaran Awal Anak Pekerja Migran di Malaysia

Mendikdasmen Abdul Mu'ti--disway news network

JAKARTA,DISWAYMALANG.ID– Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) secara resmi meluncurkan program uji coba Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) untuk jenjang sekolah menengah.

Inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk memperluas akses pendidikan berkualitas. Khususnya bagi anak-anak Indonesia yang berada di wilayah minim akses, baik di dalam maupun luar negeri.

Menteri Pendidikan Dasar Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan peluncuran Program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) ini menggandeng sejumlah instansi pendidikan. Di antaranya Universitas Terbuka (UT) l, SMA 2 Padalarang, Bandung dan beberapa Community Learning Center (CLC) di Kinabalu, Malaysia.

"Kita meluncurkan program pendidikan jarak jauh yang dikerjasamakan antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan SMA 2 Padalarang dan juga beberapa CLC yang ada di Kinabalu, Malaysia," ujar Abdul Mut'i saat konferensi pers di Kantor Kemendikdasmen, Kamis 7 Agustus 2025.

Menurut Mendikdasmen, ini merupakan program yang pertama kali diselenggarakan oleh Kementerian dengan berbagai mitranya yang tujuannya untuk memberikan akses pendidikan yang semakin mudah. 

"Juga pembelajaran yang fleksibel dan kemudian tetap sesuai dengan standar atau yang mengikuti quality assurance," tambahnya.

BACA JUGA:Momen Hari Hutan, Kenali 9 Kampus Yang Punya Hutan, Termasuk 3 Kampus di Malang

Program percontohan ini akan fokus pada anak-anak pekerja migran Indonesia yang berada di Malaysia. Kondisi geografis dan regulasi yang ketat di Malaysia membuat banyak anak Warga Negara Indonesia (WNI) kesulitan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.

Selama ini, mereka hanya dapat bersekolah hingga jenjang SMP di Community Learning Center (CLC) yang tersebar di area perkebunan Sabah dan Sarawak, atau di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) yang memiliki kuota terbatas.

Solusi untuk Anak Pekerja Migran

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen, Tatang Mutaqqin, menjelaskan bahwa PJJ ini menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. 

"Dengan PJJ, kami ingin menjangkau anak-anak Indonesia di Malaysia yang jauh dari Sekolah Indonesia di Kota Kinabalu dan tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA," ujarnya.

Dalam program PJJ ini, Kemendikdasmen akan berkolaborasi dengan beberapa pihak, yaitu:

  •  SMAN 2 Padalarang: Bertindak sebagai sekolah induk yang akan menyediakan kurikulum dan materi pembelajaran.
  •  Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK): Menjadi pusat koordinasi dan fasilitasi di Malaysia.
  •  Universitas Terbuka (UT): Bertanggung jawab untuk menjamin kualitas pembelajaran (quality assurance) berdasarkan pengalaman panjangnya dalam sistem pendidikan jarak jauh.
  •  SEAMOLEC: Pusat Asia Tenggara untuk pendidikan jarak jauh, akan membantu dalam pengembangan konten pembelajaran yang inovatif.

Peta Jalan dan Target Jangka Panjang

Implementasi program PJJ ini akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal, program ini akan menyasar 93 siswa WNI di Malaysia. Kemendikdasmen juga telah menyusun peta jalan yang ambisius untuk program ini hingga tahun 2029:

  •  Tahun 2025: Tahap persiapan dan pengembangan infrastruktur.
  •  Tahun 2026: Pelatihan guru dan pengembangan modul pembelajaran.
  •  Tahun 2027: Implementasi PJJ secara bertahap di berbagai wilayah.
  •  Tahun 2028: Pengembangan sistem penilaian dan evaluasi.
  •  Tahun 2029: Konsolidasi dan pengembangan lanjutan.

Lebih lanjut, Tatang mengungkapkan bahwa program PJJ ini tidak hanya ditujukan untuk anak-anak di luar negeri, tetapi juga untuk mengatasi masalah angka putus sekolah (ATS) yang masih tinggi di Indonesia, terutama di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).

Sumber: disway news network