1 tahun disway

Guru se-Asia Tenggara Kumpul di UB, Bahas Acuan Kompetensi Guru di 11 Negara

Guru se-Asia Tenggara Kumpul di UB, Bahas Acuan Kompetensi Guru di 11 Negara

UB Gelar Pertemuan Internasional, Bahas Kompetensi Guru SEA-TCF--prasetya.ub.ac.id

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID - Universitas Brawijaya (UB) kembali menjadi tuan rumah ajang internasional bergengsi. Yakni 10th Evaluation Meeting: Pre-Service Student Teacher Exchange in Southeast Asia (SEA-Teacher Project) yang digelar pada Rabu (6/8/2025) di Algoritma Auditorium, Gedung G Lantai 2, Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) UB.  

Pertemuan evaluasi tahunan ini menjadi forum strategis untuk memperkuat kolaborasi internasional di bidang pendidikan guru, membahas hasil pelaksanaan program, serta merumuskan langkah-langkah pengembangan ke depan. Tahun ini, salah satu fokus utama adalah pengenalan Southeast Asia Teacher Competency Framework (SEA-TCF) yang menjadi acuan bersama bagi guru-guru di kawasan Asia Tenggara.

Deputy Director of Programme and Development SEAMEO Secretariat Mr. John Arnold Siena, dalam paparannya menjelaskan bahwa SEA-TCF merupakan seperangkat keterampilan, pengetahuan, perilaku, dan atribut yang telah disepakati oleh sebelas Kementerian Pendidikan di kawasan Asia Tenggara sebagai kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru.

“SEA-TCF berfungsi sebagai panduan untuk meningkatkan kinerja guru di seluruh kawasan serta menjadi alat pengembangan untuk menjawab tuntutan profesi guru yang terus berkembang dan menyesuaikan kebutuhan spesifik masing-masing negara,” jelasnya. 

Mr. Siena memaparkan bahwa terdapat dua kompetensi umum yang menjadi prioritas. Pertama, knowing and understanding what to teach, yaitu kemampuan memperdalam dan memperluas pengetahuan mengenai materi ajar, memahami tren pendidikan, kebijakan, dan kurikulum, serta mengikuti perkembangan di tingkat lokal, nasional, regional, maupun global. Kedua, helping students learn, yaitu kemampuan memahami siswa, menggunakan strategi pembelajaran yang efektif, melakukan penilaian pembelajaran, serta memberikan umpan balik yang tepat untuk memaksimalkan proses belajar siswa. 

Selain pemaparan konsep kompetensi guru, pertemuan ini juga menjadi ajang diskusi intensif dalam bentuk co-creation workshop. Para peserta berdialog dan merumuskan solusi bersama terkait tiga tema besar, yakni peningkatan kualitas proyek dan monitoring keberlanjutan, perbaikan proses administrasi, serta penguatan koordinasi, komunikasi, dan kemitraan institusi. Hasil diskusi ini diharapkan menjadi panduan strategis untuk implementasi batch ke-11 SEA-Teacher Project yang akan segera dilaksanakan.

Wakil Rektor Bidang Akademik UB Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP, dalam penutupan acara menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia menegaskan bahwa UB merasa terhormat dapat menjadi tuan rumah pertemuan penting ini, sekaligus berkomitmen untuk terus aktif dalam upaya pengembangan pendidikan guru di tingkat regional.

“Kami berharap kerja sama yang telah terjalin dapat semakin memperkuat kualitas pendidikan guru di Asia Tenggara, serta menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memperluas wawasan dan kompetensinya di kancah global,” ujarnya.

BACA JUGA:Bukan Sekadar Orientasi, LDK Polinema Bangun Karakter Disiplin dan Tangguh Sejak Dini!

Sementara itu, Datuk Dr. Habibah Abdul Rahim, Director of SEAMEO Secretariat, menilai bahwa pertemuan ini telah berjalan produktif dan menghasilkan berbagai ide segar untuk memperkuat SEA-Teacher Project. Selama satu setengah hari, peserta terlibat dalam presentasi, berbagi pengalaman, serta diskusi mendalam yang memunculkan sejumlah solusi konkret. Ia mengapresiasi keterlibatan aktif seluruh delegasi, terutama dalam merancang langkah strategis untuk memperluas jangkauan program, termasuk kemungkinan memperpanjang durasi pelaksanaan pertukaran mahasiswa calon guru dari satu bulan menjadi tiga bulan, enam bulan, bahkan satu tahun. 

“Pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang refleksi dan evaluasi, tetapi juga momentum untuk menetapkan arah baru pengembangan SEA-Teacher Project. Semangat kolaborasi ini perlu terus dipelihara agar program ini semakin memberikan dampak positif bagi guru, siswa, dan institusi pendidikan,” tutur Datuk Dr. Habibah.

Sumber: