6 Mahasiswa UB Ikut Bahas Masalah HAM dan Buruh Bersama Mahasiswa Berbagai Negara di Prancis
Enam mahasiswa UB anggota delegasi konferensi internasional di Lyon, Prancis--prasetya.ub.ac.id
LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Konferensi internasionalnya memang sudah lama berlalu. Yakni, hampir empat bulan lalu. Namun, bagi enam mahasiswa yang menjadi bagian dari delegasi Universitas Brawijaya (UB) di Konferensi tersebut, rasa bangga sekaligus syukur mengikuti kompetisi dengan peserta para mahasiswa dari berbagai negara di dunia ini, masih dirasakan sampai sekarang.
Itu yang diungkapkan Nathaniella Ruth Adristi Sihombing. Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) UB ini adalah salah satu dari delegasi UB dalam konferensi internasional Lyon Moden United Nations (LyonMUN) 2025. Konferensi ini diadakan di Universite Jean Moulin Lyon 3, Lyon, Prancis pada 21-24 Mei 2025 lalu.
Delegasi UB terdiri dari enam mahasiswa lintas fakultas yang terdiri dari dua mahasiswa FH dan empat mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Selain Nathaniella, mahasiswa FH lannya adalag Danish Iqbal Farhandy (FH). Sedangkan empat mahasiswa FISIP, masing-masing adalah Raisa Nabila Br. Tambunan, Delphinia Gabrielle Svetlana Abel, Nazneen Tuffahati Aini dan Muhammad Rafsyaa Rizki Ramadhan.
Menurut Nathaniella, mengikuti Lyon MUN 2025 merupakan pengalaman yang sangat berharga. ''Saya bersyukur mendapat kesempatan ini karena melalui forum internasional ini, saya belajar bagaimana berdiplomasi dengan baik, merumuskan solusi atas isu-isu global, membangun relasi, serta memperluas jaringan dengan delegasi dari berbagai negara, seperti Perancis, Jerman, Argentina,'' paparnya, di laman prasetya.ub.ac.id, Kamis (11/9)

Delegasi UB bersama delegasi dari negara lain dalam ajang Lyon MUN 2025 di Council UNHRC--prasetya.ub.ac.id
Bahas Tiga Isu
Dalam konferensi Lyon MUN tahun ini, ada tiga isu utama yang dibahas. Yakni. soal hak asasi manusia (HAM), negara-negara Afrika dan buruh. Para peserta yang dalam konferensi ini berperan sebagai diplomat dan delegasi negara, dibagi dalam tiga council atau dewan sesuai dengan tiga isu utama tersebut.
Yakni, United Nations Human Rights Council (UNHRC) membahas isu HAM, African Union General Assembly (AU-GA) membahas isu Afrika dan council International Labor Organization (ILO) membahas isu buruh.
Dalam kegiatan ini, peserta berdiskusi, bernegosiasi, serta merumuskan resolusi terkait isu-isu global aktual dengan tujuan melatih kemampuan diplomasi, berpikir kritis, dan kerja sama internasional.
Delegasi UB pun terbagi ke tiga council tersebut. Nathaniella dan Rafsyaa di UNHRC, Danish, Delphinia, dan Nazneen di council Afrika, serta Raisa di ILO.
Topik yang dibahas dalam setiap council berbeda-beda. Council UNHRC membahas tema Reviewing International Frameworks to Prevent Contemporary Genocides dan Addressing Ongoing Human Rights Violations against Kurdish Ethnic Groups. Sedangkan di council ILO membahas tema Tackling the Effects of Mining Single-use Metals dan Guaranteeing Social Protection of Migrant Workers in the Middle East: the Kafala System. elTerakhir di council AU-GA membahas tema Exploiting the Strategic Energy Resources Across the African Continent dan Discussing the Instability in the Horn of Africa and Promoting Regional Stability.
Salah satu delegasi dalam council AU-GA berhasil membawa penghargaan Honorable Mention.
BACA JUGA:Dinsos Kota Malang Hentikan 4.000 Data Bansos Tidak Valid, Masih Ada Data Rekening Ganda
Kenalkan Indonesia
Nathaniella menambahkan, kebanggaan lain dari ikut konferensi di Lyon ini adalah dapat memperkenalkan budaya Indonesia. Yakni, melalui pakaian batik, penggunaan Bahasa Indonesia, hingga memperlihatkan mata uang rupiah sebagai bagian dari identitas bangsa.
Sumber: prasetya.ub.ac.id
