Siti Hajnia Menjaga Harapan Warga Aceh di Kota Malang Tetap Menyala
Siti Hajnia, pemilik Keday Jasa Ayah yang menggratiskan makanan untuk mahaswa Aceh di Kota Malang menyusul bencana banjir di Provinsi Aceh. -majoo.id--
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Hujan deras yang menenggelamkan wilayah Aceh beberapa hari terakhir bukan hanya meninggalkan banjir bandang dan putusnya akses komunikasi. Tetapi juga kegelisahan panjang bagi para mahasiswa asal Aceh yang sedang belajar di Kota Malang.
Di tengah situasi itu, muncul sosok Siti Hajnia, pemilik kedai Jasa Ayah Corp, yang menjadi tumpuan harapan ketika kiriman uang dari kampung halaman tersendat dan kabar keluarga tak kunjung tiba.
“Awalnya karena saya juga orang Aceh, jadi saya tahu benar kondisi di sana. Dari Kamis sudah ada kabar banjir, mati lampu, hilang sinyal. Sampai hari Minggu keluarga saya pun belum bisa dihubungi,” ujarnya ketika diwawancarai Disway Malang, Jumat (5/12).
Ia membuka cerita tentang lahirnya program makan gratis bagi mahasiswa Aceh. Program itu dimulai sejak Sabtu, 29 November 2025, ketika ia menyadari bahwa mahasiswa rantau adalah kelompok yang paling terdampak saat akses komunikasi terputus.

Pernyataan resmi Kedai Jasa Ayah untuk memberikan makan grati bagi mahasiswa aceh--Instagram Jasa Ayah
“Kita bingung mau bantu apa. Uang pun tidak bisa dikirim karena ATM tidak menyala. Akhirnya saya kepikiran, ya udahlah, paling enggak saya bantu dulu adik-adik mahasiswa di sini,” tutur Bu Siti.
Dari empat kedai yang ia miliki, dua di Malang dan dua di Yogyakarta, ia membuka layanan makan gratis cukup dengan menunjukkan KTP Aceh.
Banyak yang DM Ingin Donasi
Ia menegaskan, bantuan ini murni berasal dari kedainya tanpa dukungan sponsor. “Belum ada bantuan dari komunitas atau kampus. Ini murni dari kita Jasa Ayah sendiri. Banyak yang DM ingin donasi, tapi waktu itu saya kepikirannya ya sudah, bantu dulu semampunya,” jelasnya.
Antusiasme mahasiswa langsung terlihat. Dalam sehari, tiap outlet bisa melayani 20–30 mahasiswa yang datang untuk sarapan atau makan siang. Beberapa dari mereka datang dengan wajah letih, cemas, dan khawatir karena kabar keluarga belum didapatkan.

Kedai Kupi dan Nasi Lemak Jasa Ayah di Jl Candi Trowulan Kota Malang--google maps
Salah satu kisah yang paling membekas di hati Bu Siti adalah cerita mahasiswa dari Takengon. Yang baru mendapat kabar keluarganya pada hari Senin karena jembatan menuju daerahnya lumpuh akibat banjir.
“Keluarganya mengungsi karena rumahnya kemasukan banjir. Tapi alhamdulillah tidak apa-apa. Saya ikut lega waktu dengar itu,” kenangnya.
Banyak DM, WA Terharu Mendoakan
Meski demikian, program ini bukan tanpa tantangan. Ketika ditanya mengenai hambatan, ia justru menilai semuanya dimudahkan. “Alhamdulillah malah dimudahkan, banyak masyarakat support lewat DM, WA, komentar-komentar. Banyak yang terharu dan mendoakan,” katanya.
Sumber:
