1 tahun disway

Belanja Online Merevolusi Gaya Hidup, Yang Masih Belanja di Mall Kurang 40 Persen

Belanja Online Merevolusi Gaya Hidup, Yang Masih Belanja di Mall Kurang 40 Persen

Ilustrasi belanja di Mal--iStockphoto

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Beberapa tahun terakhir, cara masyarakat Indonesia memenuhi kebutuhan belanja mereka mengalami perubahan besar.

Jika dulu mal menjadi destinasi utama untuk membeli kebutuhan sehari-hari sekaligus tempat hiburan keluarga, kini peta persaingan beralih ke ranah digital.

Kehadiran toko online menawarkan sesuatu yang tidak bisa ditandingi oleh mal yakni kepraktisan, variasi produk tanpa batas, serta banjir promo yang bisa diakses hanya melalui ponsel.

Fenomena ini bukan sekadar tren sesaat. Ia telah menjelma menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern.

Belanja bukan lagi aktivitas yang harus dilakukan dengan keluar rumah, melainkan bisa selesai hanya dengan beberapa kali klik.

Dari kebutuhan rumah tangga, fesyen, hingga produk gaya hidup, semua bisa hadir di depan pintu tanpa repot menghadapi macet atau antre di kasir.

Namun, kenyamanan digital ini memberi dampak serius bagi pusat perbelanjaan. Jumlah pengunjung mal cenderung menurun, bahkan beberapa gerai ritel besar akhirnya memilih menutup toko fisik dan fokus mengembangkan sayapnya di e-commerce.

Data survei Snapcart pada pertengahan tahun 2025 memperkuat kenyataan tersebut. Dari 1.514 responden, hanya sekitar separuh yang masih rutin mengunjungi mal.

Menurut survei tersebut, hanya 37 persen responden di Jabodetabek yang masih sering ke pusat perbelanjaan, jauh di bawah daerah lain.

Alasan di balik penurunan ini cukup jelas. Mayoritas responden (50 persen) menilai belanja online lebih praktis dan hemat waktu.

Bagi masyarakat urban yang sehari-hari berhadapan dengan macet, pergi ke mal seringkali dianggap membuang waktu.

Sebanyak 14 persen responden mengaku enggan karena perjalanan ke pusat perbelanjaan terlalu melelahkan.

Ditambah lagi, 13 persen responden menyoroti harga produk di mal yang cenderung lebih mahal dibandingkan toko online.

Tak heran jika platform e-commerce terus merajai pasar. Shopee misalnya, menjadi pilihan utama hingga 90 persen responden.

Sumber: snapchart