8 Mei, Hari Palang Merah Internasional: Dari Medan Perang Solferino hingga Aksi Kemanusiaan di Garis Depan
World Red Cross Day - Hari Palang Merah Internasional 2025-pngtree-
4. Tujuh Prinsip Dasar: Kompas Moral Gerakan
Gerakan ini dijalankan berdasarkan tujuh prinsip: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, dan Kesemestaan. Prinsip-prinsip ini bukan sekadar slogan, melainkan pedoman etik yang harus dipegang oleh semua relawan dan staf. Misalnya, prinsip kenetralan menuntut mereka untuk tidak memihak dalam konflik, bahkan ketika situasi sangat kompleks.
Kesukarelaan menjadi napas utama gerakan ini — bahwa membantu sesama tidak harus menunggu perintah atau imbalan. Kemanusiaan selalu menjadi prinsip pertama dan tertinggi: bahwa semua orang, siapapun mereka, berhak dibantu saat sedang dalam penderitaan. Prinsip-prinsip inilah yang menjaga integritas gerakan agar tetap dipercaya lintas negara dan budaya.
5. Palang Merah di Indonesia: Dari Darurat ke Edukasi
Palang Merah Indonesia (PMI) resmi berdiri tahun 1945 di tanggal 17 September atas perintah Presiden Soekarno ke menteri kesehatan (Buntaran Martoatmodjo) pada 3 September untuk membentuk badan Palang Merah Nasional, tak lama setelah kemerdekaan. Pada tahun pertama, PMI dipimpin oleh Drs.Mohammad Hatta sebagai ketua pertama.
Sejak saat itu, PMI aktif dalam setiap krisis nasional — dari gempa Yogyakarta hingga pandemi COVID-19. Namun kiprah PMI bukan hanya dalam kondisi darurat, melainkan juga edukasi dan pemberdayaan masyarakat sehari-hari.
Lewat unit-unit seperti PMR (Palang Merah Remaja), KSR (Korps Sukarela), hingga TSR (Tenaga Sukarela), PMI menjadi wadah pengembangan relawan yang tangguh dan berkomitmen. Mereka ikut mengajarkan pentingnya cuci tangan, menyebar informasi soal HIV/AIDS, hingga mendampingi korban kekerasan. Pendek kata: PMI bukan hanya penyelamat, tapi juga guru masyarakat.
6. Relawan: Jantung Gerakan yang Berdetak
Tanpa relawan, Palang Merah hanyalah organisasi di atas kertas. Saat terjadi bencana atau konflik, relawan adalah pihak pertama yang terjun langsung ke lokasi, bahkan sebelum bantuan pemerintah datang. Mereka bekerja dalam tekanan, dengan risiko tinggi, tapi tetap berpegang pada prinsip netralitas dan kepentingan korban.
Relawan tidak hanya turun tangan saat bencana besar, tapi juga dalam kegiatan harian seperti membantu orang tersesat di keramaian, menolong kecelakaan lalu lintas, atau mendampingi penyintas kekerasan. Keberanian, empati, dan kesetiaan terhadap prinsip adalah tiga karakter kunci yang melekat pada relawan Palang Merah sejati.
7. Lebih dari Sekadar Donor Darah
Banyak orang mengenal Palang Merah hanya lewat kegiatan donor darah. Padahal, kontribusi relawan jauh melampaui itu. Mereka menggelar pelatihan pertolongan pertama, menyelenggarakan simulasi evakuasi bencana di sekolah, hingga memberikan edukasi kesehatan reproduksi remaja di daerah terpencil.
Relawan juga berperan dalam kampanye vaksinasi, distribusi air bersih, hingga dukungan psikososial bagi korban kekerasan rumah tangga. Mereka menjadi mata dan telinga di lapangan, mengenali masalah sejak dini, dan menyuarakan kebutuhan yang sering terlewat oleh pemerintah. Ini adalah bentuk bantuan kemanusiaan yang tak selalu tampak, tapi terasa.
8. Teknologi dan Inovasi di Era Digital
Di zaman sekarang, Palang Merah juga memanfaatkan teknologi. Misalnya, aplikasi "Ayo Donor", "Kita Sehat Mereka Selamat" .Teknologi ini membuat respons menjadi lebih cepat dan terukur.
Sumber: wikipedia
