1 tahun disway

Perkuat Nilai Inklusivitas, UM Gelar Seminar Agama Buddha

Perkuat Nilai Inklusivitas, UM Gelar Seminar Agama Buddha

Bhikkhu Karunasilo (kanan) menjelaskan makna Hari Waisak sebagai peringatan atas tiga peristiwa penting: kelahiran Siddharta Gautama, pencapaian pencerahan sempurna, dan wafatnya Sang Buddha-Istimewa-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -Universitas Negeri Malang (UM) kembali menunjukkan komitmennya sebagai kampus inklusif melalui penyelenggaraan Seminar Agama Buddha bertajuk “Memaknai Perjuangan Sang Buddha,” Jumat (25/04). Acara ini diadakan oleh UPT Laboratorium Pendidikan Agama UM di Gedung B15 dan menghadirkan Bhikkhu Karunasilo Patria Wijaya, S.Pd., dari Sangha Theravada Indonesia sebagai pembicara utama.

Dalam sambutannya, Yatmi, S.Ag., M.Pd.B., Pembina Komunitas Mahasiswa Buddha (KMB) UM, menggarisbawahi pentingnya ketekunan dalam mendalami makna hidup. “Sebagai insan akademis, kita harus memiliki ketekunan dan kesabaran dalam mencari makna hidup yang lebih mendalam,” ujarnya. Ia berharap seminar ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih tekun dalam belajar dan memberikan manfaat bagi kehidupan.

UM, sebagai kampus yang menjunjung tinggi keberagaman, terus mendukung kegiatan keagamaan mahasiswanya. “Semua mahasiswa akan dilayani sesuai kebutuhan dalam beribadah maupun menjalankan kegiatan keagamaan lainnya,” ungkap Prof. Drs. I Wayan Dasna, M.Si., M.Ed., Ph.D., Sekretaris UM. Ia menambahkan, pemahaman agama yang mendalam dapat mendorong perilaku positif.

Seminar dibuka secara resmi oleh Prof. I Wayan Dasna, dilanjutkan dengan doa bersama dan pembacaan syair suci Dhammapada oleh KMB UM. Bhikkhu Karunasilo menjelaskan makna Hari Waisak sebagai peringatan atas tiga peristiwa penting: kelahiran Siddharta Gautama, pencapaian pencerahan sempurna, dan wafatnya Sang Buddha. “Perjuangan spiritual Sang Buddha menjadi inspirasi besar bagi kita untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna,” tutur Bhikkhu.

Pada sesi tanya jawab, antusiasme peserta terlihat ketika salah satu mahasiswa menanyakan penerapan konsep Anatta dalam kehidupan sehari-hari. Bhikkhu menjelaskan bahwa konsep ini menekankan keseimbangan dalam hidup. “Kita harus melakukan segala sesuatu dengan seimbang,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan segala tindakan, termasuk dalam praktek Fang Shen atau pelepasan makhluk hidup ke alam liar.

Seminar ini tidak hanya memperkuat nilai spiritual mahasiswa, tetapi juga mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada poin ke-4, yaitu pendidikan berkualitas, dan poin ke-16, yaitu perdamaian dan inklusi sosial. Dengan mempromosikan nilai-nilai universal, UM terus berkontribusi menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan.

Sumber: um.ac.id

Berita Terkait