1 tahun disway

UM Revitalisasi Permainan Tradisional Pacitan Lewat 3D Printing, Dorong Inovasi Budaya dan Pengurangan Limbah

UM Revitalisasi Permainan Tradisional Pacitan Lewat 3D Printing, Dorong Inovasi Budaya dan Pengurangan Limbah

Tim UM saat melakukan pemodelan 3D dan proses produksi permainan Dakon Tradisiopace --humas UM

MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Upaya melestarikan budaya lokal sekaligus mengurangi limbah plastik mendorong Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan program pengabdian masyarakat bertajuk “Redesain, Refungsi, dan Revitalisasi Permainan Tradisional Kabupaten Pacitan Berbasis 3D Printing limbah plastik Muatan Kebudayaan Lokal untuk Hilirisasi dan Diseminasi Lintas Negara Indonesia dan Malaysia.”

Program ini dipimpin Dr Iriaji MPd dan didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Ditjen Riset dan Pengembangan, Kemendiksti melalui Skema Program Inovasi Seni Nusantara 2025.

BACA JUGA:UM Lepas Delegasi Abdidaya Ormawa dan Kontes Kapal Indonesia 2025

Menghidupkan Kembali Permainan Tradisional dengan Inovasi

Program ini dirancang untuk menjawab dua persoalan mendesak. Dari merosotnya penggunaan permainan tradisional di masyarakat serta meningkatnya limbah plastik yang belum tertangani. Melalui teknologi 3D printing, tim UM menghidupkan kembali permainan tradisional Pacitan dalam format modern, presisi, dan lebih ramah lingkungan.

Salah satu inovasi unggulan adalah Dakon Tradisiopace, permainan Dakon klasik yang didesain ulang menggunakan limbah plastik daur ulang dan diproduksi melalui pemodelan digital. Komponen pendukungnya, Koin Dakon Tradisiopace, juga dikembangkan dengan teknologi serupa serta diperkaya simbol budaya dan unsur numerasi.

BACA JUGA:UM Wisuda 1.200 Lulusan pada Periode 136, Tiga Raih IPK Tertinggi

Kolaborasi Lintas Komunitas dan Penguatan Identitas Budaya

Fokus kegiatan meliputi inovasi seni, revitalisasi budaya, hingga penguatan eco-edupreneurship. Selain alih teknologi pemodelan 3D, program ini memperkenalkan konsep hilirisasi produk budaya, penguatan komunitas, dan diseminasi lintas negara Indonesia–Malaysia.

Dalam praktiknya, tim melibatkan mahasiswa, perajin lokal, dan komunitas Pacitan untuk memastikan desain permainan tetap berakar pada identitas budaya asli. Pemodelan dilakukan dengan perangkat lunak Blender, mulai dari pembuatan bentuk papan dakon, penyesuaian geometri, hingga penyempurnaan detail sehingga tampil modern tanpa meninggalkan nilai tradisi.

Ketua tim, Dr. Iriaji, menegaskan pentingnya adaptasi budaya melalui teknologi. “Kegiatan ini bertujuan menjaga relevansi permainan tradisional bagi generasi muda. Teknologi 3D printing bukan hanya sarana produksi, tetapi medium membawa budaya Pacitan ke tingkat yang lebih luas, termasuk diseminasi bersama Malaysia.”

Perwakilan komunitas Pacitan juga menyampaikan bahwa keterlibatan UM membuka peluang baru dalam memadukan teknologi dan budaya. Program ini dinilai bisa menjadi model pengembangan produk kreatif berbasis kearifan lokal yang dapat direplikasi di berbagai daerah.

BACA JUGA:UM Kembangkan Batik Cap Berbahan Reusable di Kediri, Dorong Ekonomi Kreatif Berkelanjutan

Menuju Hilirisasi dan Diplomasi Budaya

Inisiatif UM dinilai tidak hanya menciptakan produk budaya modern, tetapi juga memperkuat diplomasi kebudayaan Indonesia melalui kolaborasi lintas negara. Hilirisasi permainan tradisional berbasis limbah plastik juga membuka potensi ekonomi baru yang bernilai tinggi dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan inovatif dan kerja kolaboratif, Universitas Negeri Malang menunjukkan langkah nyata dalam menggabungkan kreativitas, teknologi, serta pelestarian budaya sebagai kontribusi bagi masyarakat lokal dan internasional.

Sumber: humas um

Berita Terkait