Akademi dari Sepuluh Negara Bahas Transaksi Digital di FISIP UB, Keamanan dan Dampak Budaya jadi Sorotan

Para peserta, umumnya menyambut baik konferensi ini. Salah satunya adalah Joefe B. Santarita dari University of Philippines.

Konferensi Internasional 'Digital Transaction in Asia VI' yang digelar pada 22-24 Januari 2025--fisip.ub.ac.id

“Konferensi ini sangat bermanfaat, mengingat kita sedang berbicara tentang transaksi digital dan bahkan melihat berbagai aspek inklusi dalam keuangan untuk menjangkau sektor-sektor yang terpinggirkan, bukan hanya populasi perbankan,” ujar Joefe.

Hal serupa disampaikan oleh Nimas Safira dari Universitas Airlangga. Dia menilai konferensi ini keren sekali.

“Dengan adanya konferensi ini, saya bisa berbagi ilmu dengan berbagai pakar, ilmuwan, profesor, dan juga akademisi dari berbagai dunia yang menyampaikan ide gagasannya dan penelitiannya tentang bagaimana sih dunia digital saat ini,” tutur Nimas.

Penyelenggaraan Keenam 

Konferensi Digital Transaction in Asia sebelumnya telah sukses diadakan di berbagai negara seperti Australia, Filipina, Malaysia, India, Singapura, dan Vietnam. Penyelenggaraan di FISIP UB ini adalah untuk yang kali keenam.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Dr. Unti Ludigdo, S.E., M.Si., Ak., menegaskan bahwa acara ini merupakan wujud nyata dari kerja sama UB dengan berbagai perguruan tinggi. Baik dalam maupun luar negeri.

“Realisasi upaya kita dalam melakukan kolaborasi dengan perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri, dan kami akan terus berupaya kolaborasi di bidang riset, inovasi, dan akademik,” ungkap Prof. Unti.

Ia juga menjelaskan bahwa konferensi ini merupakan hasil kesepakatan kerja sama dengan The University of Queensland, yang sebelumnya diawali dengan kunjungan pimpinan UB ke universitas tersebut. (*)

Sumber: fisip.ub.ac.id