1 tahun disway

Talk Show Hari Ibu Nasional ke-97 di MCC: Ketika Dedikasi Perempuan Menjahit Harapan hingga Mendunia

Talk Show Hari Ibu Nasional ke-97 di MCC: Ketika Dedikasi Perempuan Menjahit Harapan hingga Mendunia

foto bersama Hari Ibu MCC-Elsa Amalia Kartika Putri-Disway Malang

Dalam pemaparannya, Feby menekankan bahwa batik tidak cukup hanya dilestarikan, tetapi juga harus dikontekstualisasikan dengan zaman. Ia memilih mengadopsi potongan modern, warna yang lebih global, dan desain yang dekat dengan selera generasi muda serta pasar internasional.

“Batik itu identitas. Tapi supaya bisa diterima dunia, kita harus berani berdialog dengan fashion modern tanpa kehilangan akarnya,” tuturnya.

BACA JUGA:Hari Ibu, Arkeolog Dwi Cahyono Kupas Ikon Perempuan Jawa di Candi Kidal dan Museum Panji

Menurutnya, keberanian perempuan untuk beradaptasi adalah kunci agar warisan budaya tidak berhenti sebagai simbol, melainkan terus hidup.

Ia juga menyinggung peran perempuan, khususnya ibu yang sering kali bekerja dalam senyap, namun justru menjadi fondasi keberlangsungan usaha dan nilai budaya.

Kepemimpinan dari Akar Rumput


Hanik Dwi Martya, Kepala Desa Tunjungtirto, Singosari-Elsa Amalia Kartika Putri-Disway Malang

Perspektif berbeda disampaikan oleh Hanik Dwi Martya, kepala Desa Tunjungtirto, Singosari. Dari posisinya sebagai pemimpin perempuan di tingkat desa, Hanik berbicara tentang kepemimpinan yang berangkat dari empati dan kedekatan dengan warga.

“Menjadi pemimpin perempuan itu bukan soal jabatan, tapi soal mendengar. Kita tidak selalu hadir dengan solusi besar, tapi dengan keberanian untuk menemani,” ujarnya dengan nada tenang.

BACA JUGA:Eloknya Fashion Show 'Hari Ibu' Pesona Bordir di MCC, Jadi Ruang Refleksi Peran Ibu

Ia menekankan bahwa banyak persoalan sosial mulai dari ekonomi keluarga hingga kesehatan sering kali berkelindan dengan peran ibu. Karena itu, menurutnya, memperkuat perempuan di level dasar sama artinya dengan memperkuat masa depan desa.

Senada, Ketua Yayasan Jantung Indonesia Malang Raya juga menyoroti pentingnya peran perempuan dalam menjaga kualitas hidup keluarga, khususnya melalui kesadaran kesehatan. Ia menegaskan bahwa ibu kerap menjadi penjaga pertama kesehatan rumah tangga, meski perannya sering tak terlihat.

“Ibu itu garda terdepan. Dari keputusan kecil di rumah, dampaknya bisa sangat besar bagi kualitas hidup keluarga,” ujarnya.

BACA JUGA:Meriah! Lomba Mewarnai Peringati Hari Ibu di MCC Kota Malang, Jadi Ajang Refleksi Relasi Ibu-Anak

Suara Peserta: Belajar, Terhubung, dan Pulang dengan Harapan


Talk show ini tidak hanya menjadi ruang satu arah. Sejumlah peserta mengaku mendapatkan perspektif baru dari pertemuan tersebut-Elsa Amalia Kartika Putri-Disway Malang

Talk show ini tidak hanya menjadi ruang satu arah. Sejumlah peserta mengaku mendapatkan perspektif baru dari pertemuan tersebut. Ratu Dwi, pelaku UMKM Dapur Sedap, menyebut acara ini membuatnya merasa tidak sendiri.

Sumber: liputan khusus