1 tahun disway

Lean Six Sigma, Metode Efisiensi yang Membuat Pekerjaan Hemat Biaya dan Waktu, Yuk Pelajari!

Lean Six Sigma, Metode Efisiensi yang Membuat Pekerjaan Hemat Biaya dan Waktu, Yuk Pelajari!

Prinsip Lean Six Sigma Untuk Efisiensi-pinterest-

Lean mengidentifikasi tujuh jenis pemborosan utama yang umum terjadi dalam proses bisnis, yaitu overproduction (produksi berlebih), waiting (menunggu), transportasi yang tidak perlu, proses berlebihan, inventaris berlebih, gerakan yang tidak perlu, dan cacat produk. Setiap pemborosan ini memperlambat proses, meningkatkan biaya, dan menurunkan nilai yang diterima pelanggan. Dengan menghilangkan pemborosan ini, Lean membuat aliran kerja menjadi lebih cepat dan efisien.

Implementasi prinsip Lean dimulai dengan pemetaan proses menggunakan Value Stream Mapping (VSM) untuk mengidentifikasi titik-titik pemborosan. Setelah itu, perusahaan melakukan perbaikan dengan menerapkan teknik seperti Just-in-Time (JIT) untuk mengurangi inventaris dan mempercepat produksi.

4. Prinsip Sigma: Mengurangi Variasi dan Cacat ; DMAIC

1.Define (Pendefinisian Masalah)

Tahap ini bertujuan menentukan ruang lingkup proyek dan mendefinisikan masalah dengan jelas. Tim menetapkan tujuan yang spesifik, target yang ingin dicapai, serta mengidentifikasi pelanggan (internal atau eksternal) dan kebutuhan mereka. Pendefinisian masalah yang tepat memudahkan fokus dan sumber daya dialokasikan secara efektif. Contohnya, sebuah perusahaan manufaktur bisa mendefinisikan masalah sebagai tingginya tingkat cacat produk pada lini produksi tertentu.

2.Measure (Pengukuran Data Proses)

Setelah masalah didefinisikan, tahap berikutnya adalah pengumpulan data proses yang relevan. Data ini berupa informasi kuantitatif mengenai performa proses, seperti tingkat cacat, waktu proses, dan variabilitas yang terjadi. Pengukuran yang akurat dan tepat waktu menjadi dasar analisis lebih lanjut. Alat bantu seperti diagram pareto, check sheets, dan control charts digunakan untuk memahami performa proses secara mendetail dan mengidentifikasi area bermasalah.

3.Analyze (Analisis Akar Penyebab)

Data yang terkumpul dianalisis untuk menemukan akar penyebab variasi dan cacat yang terjadi. Metode statistik seperti analisis regresi, cause-and-effect diagram (diagram tulang ikan), dan failure mode and effects analysis (FMEA) dipakai untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang memengaruhi kualitas produk. Tahap ini sangat penting agar solusi yang diambil benar-benar menargetkan penyebab utama, bukan sekadar gejala.

4.Improve (Perbaikan Proses)

Setelah akar masalah diketahui, langkah perbaikan dilakukan dengan merancang dan menguji solusi yang tepat. Tim melakukan eksperimen dan pilot project untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan sebelum diterapkan secara menyeluruh. Teknik seperti Design of Experiments (DOE) membantu menentukan perubahan yang paling efektif. Implementasi perbaikan bertujuan mengurangi cacat, menstabilkan proses, dan meningkatkan efisiensi.

5.Control (Pengendalian dan Pemeliharaan)

Tahap terakhir adalah memastikan perbaikan yang telah dilakukan tetap bertahan dan proses tidak kembali ke kondisi semula. Pengendalian dilakukan dengan membuat prosedur standar, monitoring rutin, dan penggunaan control charts untuk mendeteksi penyimpangan sejak dini. Karyawan dilibatkan dalam pengawasan proses sehingga budaya perbaikan berkelanjutan dapat terjaga. Dengan pengendalian yang baik, perusahaan dapat mempertahankan kualitas dan performa jangka panjang.

5. Struktur Organisasi Lean Six Sigma

Lean Six Sigma memiliki struktur organisasi yang tersusun dari beberapa tingkatan sertifikasi dan peran, yaitu Yellow Belt, Green Belt, Black Belt, dan Master Black Belt. Yellow Belt biasanya memahami dasar-dasar Lean Six Sigma dan membantu proyek dalam skala kecil. Green Belt memimpin proyek perbaikan di departemen mereka dan memiliki kemampuan analisis data yang cukup. Black Belt berperan sebagai pemimpin proyek Lean Six Sigma dengan pengetahuan mendalam tentang metode dan statistik. Master Black Belt adalah mentor dan pelatih yang mengawasi implementasi di seluruh organisasi.

Sumber: shiksha online