Wajib Dipahami! 9 Perubahan Pola Konsumsi Konten Gen Z Sepanjang 2025
Ilustrasi Gen Z mengonsumsi konten--getty images
Banyak anak muda merasa nyaman melihat orang yang tidak berusaha tampil “sempurna”. Pergeseran ini memperlihatkan kebutuhan akan transparansi di era di mana keaslian lebih dihargai dibanding pencitraan.
5. Konsumsi konten slow-life meningkat
Kesibukan kuliah dan tekanan kerja membuat banyak anak muda mencari konten yang memberi rasa tenang. Konten seperti menata kamar, journaling, memasak sederhana, slow morning routine, hingga merapikan meja belajar menjadi tontonan favorit.
Bagi sebagian Gen Z, slow-life bukan sekadar tren, tetapi usaha untuk memberi jeda pada kepala yang terus dikejar berbagai tuntutan.
Banyak dari mereka merasa bahwa melihat konten yang ritmenya pelan memberi efek psikologis positif, semacam ruang pernapasan kecil di tengah rutinitas padat.
6. Meningkatnya konsumsi konten finansial pemula
Memasuki pertengahan 2025, pencarian terkait manajemen keuangan meningkat tajam seiring naiknya biaya hidup dan beban finansial anak muda. Gen Z mengonsumsi konten finansial sederhana yang membahas cara mengatur gaji pertama, metode budgeting sederhana, hingga strategi menghindari pembelian impulsif.
Konten finansial yang tidak menggurui dan menggunakan bahasa sederhana lebih diminati. Anak muda ingin belajar finansial tanpa merasa “digas” atau dihakimi. Mereka butuh panduan praktis, bukan ceramah.
BACA JUGA:Tips Aktifkan Mode Belajar pada Otak, Memaksimalkan Persiapan Ujian Akhir Semester
7. Konten anti-overwork semakin diminati
Jika dulu konten motivasi kerja keras sangat diminati, tahun 2025 justru bergerak sebaliknya. Banyak anak muda mengalami kelelahan psikologis sehingga mereka lebih suka konten yang menekankan batasan diri, istirahat cukup, dan kesehatan mental ringan.
Cerita tentang burnout, toxic work environment, atau pengalaman resign cepat membuat mereka merasa tidak sendirian. Pola konsumsi ini melambangkan keinginan Gen Z untuk hidup lebih seimbang tanpa merasa bersalah ketika tidak produktif.
8. Hiburan “low-effort” pilihan utama otak lelah
Konten ringan seperti meme situasional, potongan video hewan lucu, sketsa singkat, dan POV absurd semakin digemari. Gen Z mengandalkan hiburan ini sebagai penghilang penat setelah belajar atau bekerja.
Mereka memilih hiburan cepat karena tidak membutuhkan energi mental untuk mengikuti plot panjang. Konten low-effort memberikan efek “micro joy” yang memberi rasa senang sesaat tanpa komitmen waktu.
9. Tren “cleaning digital” atau merapikan ruang digital
Mulai menghapus foto lama, merapikan folder kuliah, mengurangi aplikasi, hingga phone detox mingguan, digital cleaning menjadi kebiasaan baru banyak anak muda. Banyak yang mengaku lebih tenang setelah galeri bersih dan layar utama tidak penuh aplikasi.
Bagi Gen Z, merapikan ruang digital sama pentingnya dengan merapikan kamar. Mereka merasa lebih fokus, lebih rapi secara mental, dan lebih siap menghadapi aktivitas harian setelah melakukan “bersih-bersih digital”.
BACA JUGA:Belajar Cerdas ala Gen Z: Time-Blocking Jadi Tren Baru Pelajar Indonesia 2025
Pergeseran pola konsumsi konten yang terjadi sepanjang 2025 ini menunjukkan bahwa Gen Z semakin matang dan selektif. Mereka tidak lagi sekadar mencari hiburan cepat. Tetapi juga mencari kenyamanan mental, keseimbangan hidup, dan konten yang memberi manfaat nyata. Perubahan ini menjadi cermin bagaimana anak muda menata ulang hubungan mereka dengan dunia digital.
Sumber: google trends indonesia 2025
