Healing Through Music: Bagaimana Musik Membantu Kesehatan Mental Gen Z versi WHO
Ilustrasi musik membantu kesehatan mental Gen Z--getty images
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Musik bukan sekadar hiburan bagi kaum muda. Bagi banyak Gen Z, musik menjadi ruang aman untuk mengekspresikan perasaan, meredakan tekanan, dan menjaga kestabilan emosi di tengah rutinitas cepat yang melelahkan.
Fenomena ini bukan hanya tren budaya pop, tetapi selaras dengan pemahaman ilmiah mengenai peran seni dalam kesehatan. WHO melalui inisiatif Arts and Health menjelaskan, seni dapat mendukung kesejahteraan mental, membantu regulasi emosi, memperbaiki suasana hati, serta menjadi bagian dari strategi pencegahan gangguan psikologis.
Musik berada pada posisi yang unik karena mudah diakses, dekat dengan keseharian, dan memiliki pengaruh langsung terhadap ritme tubuh. Gen Z yang hidup dalam tekanan akademik, pekerjaan awal karier, dan paparan digital tak henti dapat menjadikan musik sebagai jembatan untuk menenangkan pikiran.
BACA JUGA:9 Habit Sehat Rekomendasi WHO agar Gen Z Tetap Prima dan Produktif
Musik Sebagai Ruang Menurunkan Stres
WHO menekankan pentingnya kemampuan individu menghadapi stres sebagai salah satu komponen kesehatan mental. Musik membantu mengatur kembali keseimbangan sistem saraf, menurunkan detak jantung, dan menciptakan rasa aman.
Lagu dengan tempo lebih lambat atau instrumen sederhana dapat membantu tubuh masuk ke kondisi relaksasi, terutama setelah seharian menghadapi tekanan belajar atau kerja.
Bagi Gen Z, kebiasaan mendengarkan musik sebelum tidur atau saat perjalanan menjadi salah satu cara memelihara kestabilan psikologis. Aktivitas sederhana seperti ini termasuk dalam upaya menjaga kesejahteraan menurut panduan WHO tentang manajemen stres.
Musik dan Ekspresi Emosional
WHO menyoroti bahwa kesehatan mental mencakup kemampuan mengekspresikan emosi dengan tepat. Musik membantu memenuhi kebutuhan ini. Banyak anak muda menemukan kenyamanan melalui lagu yang merepresentasikan perasaan mereka.
Tren lagu bernuansa sedih yang sering diputar Gen Z bukan selalu tanda masalah, melainkan bagian dari proses mengenali emosi dan meredakan tekanan.
BACA JUGA:Diet Meal Prep: Menyiapkan Menu Sehat Seminggu dengan Budget Minim, Berikut Ini Caranya!
Melalui musik, seseorang bisa merasa dipahami tanpa harus berbicara. Ini sejalan dengan pandangan WHO bahwa dukungan emosional tidak selalu datang dari percakapan, tetapi bisa melalui medium yang membantu individu memahami diri sendiri.
Musik sebagai Penguat Fokus dan Produktivitas
Gangguan fokus kerap terjadi ketika stres menumpuk. WHO menjelaskan bahwa tekanan emosional berulang dapat mengurangi kemampuan konsentrasi. Musik instrumental, lo fi, atau ambient dapat membantu mengalihkan pikiran dari distraksi dan menciptakan suasana belajar yang lebih stabil. Banyak Gen Z memakai musik untuk menjaga ritme kerja, menata kembali pikiran, atau memulai hari dengan energi lebih positif.
Musik dalam Aktivitas Fisik
WHO merekomendasikan minimal 150 menit aktivitas fisik per minggu untuk kesehatan fisik dan mental. Musik dapat berfungsi sebagai pemicu motivasi untuk bergerak. Irama yang cepat membantu menjaga tempo olahraga, meningkatkan semangat, dan membuka peluang bagi kaum muda untuk beraktivitas lebih rutin.
Kombinasi musik dan gerak sederhana seperti jalan cepat, stretching, atau olahraga ringan dapat membantu mengurangi risiko stres berkepanjangan menurut pedoman WHO tentang kebugaran.
BACA JUGA:You Are What You Eat: 9 Aturan Gizi Seimbang ala WHO untuk Generasi Aktif
Musik sebagai Bentuk Intervensi Nonmedis
Dalam kerangka kesehatan publik, WHO menjelaskan bahwa intervensi non medis seperti seni dan musik dapat digunakan sebagai upaya promotif dan preventif. Ini berarti musik bukan pengganti terapi profesional, tetapi dapat menjadi pelengkap yang efektif untuk menjaga keseimbangan mental.
Gen Z yang memahami batasan ini akan mampu memanfaatkan musik sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Musik bukan hanya latar belakang hidup bagi generasi muda. Ia dapat berfungsi sebagai alat pemulihan, penopang emosi, dan penenang pikiran. Rekomendasi WHO mengenai kesehatan mental menguatkan bahwa seni, termasuk musik, memiliki peran penting dalam menjaga kesejahteraan psikologis.
Bagi Gen Z yang hidup dalam era serbacepat dan serbadigital, musik menjadi cara sederhana untuk kembali tenang, menguatkan diri, serta merawat kesehatan mental sehari hari.
Sumber: world health organization (who)
