Didukung AS, UB Siapkan Peternakan Sapi Perah Berbasis Riset
Rektor UB Prof. Widodo--pra
“Dengan digitalisasi pelatihan, kami berharap semakin banyak peternak milenial tertarik bergerak di bidang ini, sehingga sektor peternakan sapi perah memiliki kesinambungan ke depan,” tambahnya.
Dukungan penuh terhadap program ini juga datang dari pemerintah. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, drh. Agung Suganda, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa program seperti USIDP sangat penting untuk mendorong transformasi industri peternakan nasional. “Kami terus mendorong pelatihan dan penguatan peternakan sapi perah agar manajemen pemeliharaannya lebih baik, mulai dari aspek air, nutrisi, hingga perawatan hewan yang berbasis teknologi,” ungkap Agung.
Ia menegaskan bahwa saat ini kebutuhan susu nasional baru mampu dipenuhi sekitar 20 persen, sehingga peningkatan produktivitas menjadi prioritas utama.
Lebih lanjut, Agung mengungkapkan bahwa pemerintah telah mendatangkan lebih dari 25.000 ekor sapi perah untuk dikembangkan melalui skema kemitraan dengan koperasi dan peternak rakyat. “Di Jawa Timur sendiri, kami baru saja mendistribusikan 1.080 ekor sapi. Dalam lima tahun ke depan, kami menargetkan mendatangkan satu juta ekor sapi perah bunting untuk memperkuat populasi dan meningkatkan pasokan susu dalam negeri,” jelasnya.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda--pr
BACA JUGA:Gelar Rekrutmen di Kampus UM, Perusahaan Kecantikan Ini Puji Kualitas Alumni UM
UB Sebagai Pusat Kolaborasi
Program USIDP ini dirancang tidak hanya untuk pelatihan langsung kepada peternak, tetapi juga melalui skema training of trainers agar tercipta sistem pendampingan yang berkelanjutan di berbagai daerah.
Melalui sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat, kolaborasi ini diharapkan menjadi motor penggerak transformasi sektor peternakan sapi perah Indonesia dari sistem tradisional menuju peternakan modern yang berbasis teknologi, ilmu pengetahuan, dan kemitraan strategis.
“Kami berharap Universitas Brawijaya dapat menjadi pusat kolaborasi riset dan pemberdayaan peternak yang berkelanjutan. Dengan kerja sama lintas sektor seperti ini, kami optimis peternak lokal dapat naik kelas dan sektor peternakan sapi perah Indonesia bisa berkontribusi besar pada ketahanan pangan nasional,” pungkasnya. (*)
Sumber: prasetya.ub.ac.id
