LOWOKWARU, DISWAYMALANG.COM-- Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB) semakin dekat untuk mewujudkan rencana menambah program studi (prodi) baru. Usulan untuk menambah Prodi Peternakan Cerdas --rencana prodi baru itu-- sudah mendapat persetujuan dari pihak berwenang di UB.
"Semoga bisa kita wujudkan pada tahun akademik mendatang," kata Prof. Dr. M. Halim Natsir, Dekan Fapet UB, di sela-sela acara penandatanganan nota kerjasama antara Fapet UB dan Disway Malang di Kampus Fapet UB, Lowokwaru, Rabu (23/10).
Menurut Halim, pihaknya kini tinggal menyelesaikan persiapan-persiapan untuk membuka prodi baru itu. Antara lain, menyelesaikan fasiitas pendukung untuk prodi yang sesuai namanya akan mengutamakan pengajaran ilmu peternakan yang berbasis teknologi dan digital itu. Antara lain ruang metaverse dan simulator, kurikulum dan juga tenaga pengajar.
"Untuk kurikulum, kami bekerjasama denga Filkom, karena memang materi kuliah di Prodi Peternakan Cerdas banyak yang menyangkut pengetahuan digital dan komputasi," tambah Halim. Filkom yang dimaksud adalah Fakultas Ilmu Komputer UB.
Fapet UB saat ini hanya memiliki satu prodi. Yaitu, Ilmu Peternakan, dengan lima minat. Pada kesempatan lain, Halim juga pernah mengungkapkan rencana membuka tambahan prodi, yaitu Prodi Peternakan Cerdas, antara lain untuk mengakomodasi perkembangan penerapan teknologi dan digitalisasi dalam industri ternak.
BACA JUGA:Dapat Bantuan Kandang, Fapet UB Makin Pede Buka Prodi Baru
Metaverse dan Simulator
Wakil Dekan (Wadek) 2 Fapet UB Dr. Agus Susilo yang bersama dua Wadek Fapet UB lain --yaitu Wadek 1 Rizki Prafitri, Ph.D dan Wadek 3 Dr. Eko Widodo-- menambahkan, penyiapan ruang pembelajaran denga teknologi metaverse dan simulator digital untuk mendukung Prodi Peternakan Cerdas sudah mendekati selesai. "Akhir Oktober ini jadwalnya sudah selesai," katanya.
Untuk penyiapan ruang khusus itu,lanjut Agus, Fapet UB menggandeng PT. Meta Tech. Selain itu, sebelumnya tim Fapet UB juga melakukan studi banding tentang pembelaran menggunakan teknologi metaverse di Universitas Adelaide, Australia.
Agus mengungkapkan, pekerjaaan penyiapan sudah dilakukan sejak Februari 2024 lalu. Meski belum sepenuhnya selesai, menurut Agus sudah beberapa kali diakukan uji coba peralatan untuk pembelajaran metaverse dan simulator itu. Baik dicoba oleh dosen, mahasiswa maupun masyarakat umum.
Nantinya, lanjut Agus lagi, pembelajaran dengan teknologi metaverse dan simulator ini merupakan hal baru bagi Fapet UB. Beda dengan selama ini yang langsung mengarahkan mahasiswa untuk praktik di kandang, dengan teknologi pembelajaran baru ini, mahasiswa bisa terlebih dahulu mengenali ternak, mulai dari anatomi dan perilakunya, serta juga kandang, menggunakan teknologi metaverse.
Tim Fapet UB sempat mencoba teknologi metaverse saat studi banding di Universitas Adelaide, Australia tahun 2023 lalu--Fapet UB
Untuk itu, metaverse yang disiapkan Fapet UB bersama PT. Meta Tech itu menurut Agus diupayakan seperti yang ada di kondisi lapangan. Melalui metaverse itu, mahasiswa akan masuk dalam dunia simulasi yang sebenarnya karena dibuat dengan skala 1:1 sesuai aslinya.
"Mahasiswa akan memasuki kandang sapi perah seperti halnya aslinya. kalau memegang sapi di simulator bisa terasa seperti memegang sapi asli. Bahkan, bisa muncul peringatan kalau sapinya mau nendang misalnya. Kecuali, bau yang belum bisa terasa," ujar Agus lagi, sambil tersenyum.
Akan beda jika langsung praktik di kadang dengan ternak sebenarnya. Bisa saja terjadi, mahasiswa akan kena tendang sapi jika tidak paham perilakunya terlebih dulu. "Jadi selain meningkatkan kualitas pembelajaran, juga bisa mengurangi potensi kecelakaan dialami mahasiswa saat praktikum," jelas Agus panjang lebar.