Melalui ISCS IV, FIB UB menegaskan komitmennya untuk menghubungkan ilmu dengan praktik, riset dengan masyarakat, serta pendidikan dengan kreativitas. Seminar ini tidak hanya menjadi ruang pertukaran gagasan, tetapi juga katalis lahirnya kerja sama riset, pengajaran, dan produksi pengetahuan lintas batas.
“Forum ini adalah jembatan untuk menciptakan masa depan inklusif melalui inovasi kreatif, di mana seni dan budaya tidak hanya dilestarikan, tetapi juga ditransformasikan menjawab tantangan zaman,” pungkas Yusri.
BACA JUGA:Warga Karangploso Padati Gerakan Pangan Murah, Pemkab Malang Akan Gilir Adakan di Tiap Kecamatan
Dengan capaian ini, ISCS IV membuktikan bahwa UB bukan menara gading, melainkan simpul penting dalam jejaring budaya global yang berpihak pada inklusivitas, keberlanjutan, dan inovasi. (ab)