MALANG, DISWAYMALANG.ID - Universitas Brawijaya (UB) terus menunjukkan komitmennya dalam pelestarian warisan budaya bangsa melalui pengembangan modul internalisasi perilaku luhur yang bersumber dari nilai-nilai Majapahit.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program riset tahunan bertajuk Sabda Luhur Brawijaya, yang tahun ini memasuki babak ketiga atau Chapter 3, dengan fokus pada penyusunan modul pembelajaran berbasis delapan perilaku luhur hasil identifikasi dari penelitian sebelumnya.
Riset ini merupakan kelanjutan dari upaya yang telah dimulai sejak tahun 2023. Pada tahun pertama, tim peneliti dari Jurusan Psikologi UB melakukan eksplorasi awal terhadap nilai-nilai luhur melalui wawancara dengan sejarawan dan diskusi kelompok terarah. Selanjutnya, pada tahun 2024, riset dilanjutkan dengan penyusunan instrumen kuesioner untuk mengukur nilai-nilai kebrawijayaan secara sistematis. Pada tahun ini, fokus utamanya adalah pengembangan modul yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di lingkungan kampus.
Dalam pelaksanaannya, tim peneliti UB menggelar dua kali diskusi kelompok terarah (FGD) sebagai sarana untuk memperkuat substansi modul. Diskusi pertama dilaksanakan pada 16 Juli 2025, yang menghadirkan berbagai pihak, termasuk Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, dosen pengampu mata kuliah Pancasila, serta dosen pengampu mata kuliah Kebrawijayaan dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA-UB).
Kegiatan dibuka dengan pemaparan perkembangan riset oleh Dr. Intan Rahmawati, S.Psi., M.Si., dan dilanjutkan dengan diskusi interaktif yang dipandu oleh Annisa Amanah Karkata, S.Psi. Dalam forum tersebut, para peserta menyampaikan pandangan mengenai pentingnya mengaitkan perilaku luhur dengan konteks pendidikan tinggi masa kini.
Implementasi Modul Internalisasi dengan Nilai-nilai Sejarah Budaya
Diskusi lanjutan diselenggarakan pada 5 Agustus 2025 bersama para dosen pengampu Kebrawijayaan di lingkungan FIA-UB. Pertemuan ini menegaskan kembali urgensi evaluasi dan penyesuaian konten delapan perilaku luhur agar dapat terintegrasi secara efektif dalam kurikulum perkuliahan. Hasil kedua FGD ini menjadi masukan penting dalam proses finalisasi modul.
Modul internalisasi yang tengah disusun diharapkan menjadi acuan pembelajaran dan pembangunan karakter mahasiswa di lingkungan Universitas Brawijaya. Dengan mengangkat nilai-nilai sejarah dan budaya lokal, UB menegaskan posisinya sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai moral dan kebudayaan nusantara.
“Kami berharap nilai-nilai luhur ini bisa menjadi identitas khas UB sekaligus menjadi bekal karakter mahasiswa dalam menghadapi tantangan global,” ujar Dr. Intan Rahmawati saat menutup sesi diskusi. Ia juga menambahkan bahwa program Sabda Luhur Brawijaya merupakan bentuk nyata upaya kampus dalam mengangkat kembali nilai-nilai luhur lokal sebagai kekuatan moral dan intelektual yang relevan dengan perkembangan zaman.
BACA JUGA:Masuk Sekokah Garuda Bisa Lewat Dua Jalur: Beasiswa dan Berbayar
Melalui riset berkelanjutan ini, Universitas Brawijaya tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga berusaha mengaktualisasikannya dalam dunia pendidikan tinggi yang adaptif dan berwawasan global.