Faiq, Robin Hood dari Kampus Perikanan yang Sukses Bidik 2 Emas, 1 Perak dari Pomprov 2025

Sabtu 14-06-2025,06:02 WIB
Editor : Agung Pamujo

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.ID--Memang harus memilih, dan kemudian siap menanggung konsekuensi Itulah yang dialami Abdullah Faiq saat persiapan menuju ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi (POMPROV) Jawa Timur III 2025, awal Juni lalu.

Sebagai mahasiswa baru di  Program Studi Agrobisnis Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) yangg masuk pada tahun akademik 2024/2025, , Faiq harusnya segera bisa nyemplung ke ''kolam'' FPIK yang langsung penuh dengan jadwal kuliah, praktikum dan tugas-tugasnya. Dia juga harus mulai dengan penyesuaian diri dengan aktivitas kampus itu.

Belum lagi godaan berupa peluang ikut organisasi kampus. Boleh dibilang, kewajiban akademik plus peluang berorganisasi --jika diambil-- akan membuat Faiq tak banyak punya waktu untuk konsen ke hobinya sejak sebelum jadi mahasiswa: panahan.

Namun, Faiq akhirnya memilih. Didorong untuk bisa mendulang prestasi, baik bagi pribadi maupun kampus, dia pun oke saat diminta ikut memperkuat tim panahan UB yang dipersiapkan di ajang Pomprov.

Dengan berat hati, dia pun harus beberapa kali izin dari perkuliahan untuk latihan. ''(Bahkan) Ada mata kuliah yang harus saya tinggalkan sementara waktu karena jadwal latihan cukup padat,” ungkap Faiq.

Dia juga memutuskan untuk tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan demi fokus pada panahan. “Menurut saya, kita harus memilih prioritas. Saya memilih fokus di panahan agar bisa memberikan hasil maksimal,” tambahnya. 

BACA JUGA:Gowes, Olahraga Ringan, Manfaat Besar, Ini Tips yang Aman dan Sehat untuk Lansia

Menuai Hasil

Pilihan berat Faiq itu berbuah manis. Dia berhasil mengukir prestasi membanggakan di ajang Pomprov. Faiq sukses menyumbangkan dua medali emas dan satu medali perak bagi UB. 

Medali emas pertama diraih Faiq dari nomor perorangan putra Divisi Compound. Sejak babak kualifikasi, ia tampil konsisten dan berhasil meraih peringkat pertama. “Alhamdulillah saya bisa mendapatkan ranking satu di kualifikasi, dan itu menjadi modal penting saat menghadapi babak aduan,” ungkapnya. Ia kemudian melaju mulus dari babak 1/8 besar, perempat final, semifinal, hingga babak final, dan keluar sebagai juara. 

Kesuksesan Faiq tak berhenti di nomor individu. Ia kembali meraih medali emas kedua melalui nomor beregu compound putra, bersama dua rekannya di tim. “Yang membedakan dari nomor beregu adalah kerja sama tim. Kami bertiga saling melengkapi dan saling menjaga fokus agar tetap stabil selama pertandingan,” ujarnya. 

Sementara itu, pada nomor mix team compound yang dimainkan secara berpasangan antara atlet putra dan putri, Faiq meraih medali perak. Meski belum berhasil meraih emas, ia tetap bersyukur atas capaian tersebut. “Kami sudah memberikan yang terbaik. Bisa sampai final dan membawa pulang perak juga merupakan pencapaian yang patut disyukuri,” katanya. 


Abdullah Faiq--prasetya.ub.ac.id

Melawan Diri Sendiri

Bagi Faiq, tantangan terbesar dalam panahan bukanterletak pada fisik, melainkan pada kemampuan mengendalikan mental. “Panahan bukan olahraga dengan kontak fisik, tapi justru lebih sulit karena kita harus melawan diri sendiri. Bagaimana kita bisa tetap tenang dan profesional di bawah tekanan adalah tantangan utama,” jelasnya. 

Melalui pengalaman ini, Faiq mengaku mendapatkan banyak pelajaran berharga. “Saya belajar bahwa kerja keras, ketekunan, dan kepercayaan diri bisa membawa kita lebih jauh dari yang kita bayangkan. Prosesnya memang tidak mudah, penuh tantangan dan keraguan, tapi kalau kita terus berusaha dan tidak menyerah, hasilnya akan sebanding,” tuturnya. 

Ia juga menyampaikan pesan kepada rekan-rekan mahasiswa untuk tidak takut mencoba dan gagal. “Setiap kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Percayalah pada kemampuanmu sendiri dan jangan ragu keluar dari zona nyaman. Kalau kamu tekuni dengan sungguh-sungguh, kamu pasti bisa membuat perbedaan,” pesannya. 

Kategori :