Ketika seseorang terbiasa dengan rutinitas yang lebih positif, dampaknya akan terasa pada kondisi mental yang lebih stabil dan produktif!
5. Meningkatkan Rasa Syukur dan Kepuasan Hidup
Selama Ramadan, seseorang diajak untuk lebih banyak merenung, bersyukur, dan memahami makna kesederhanaan. Ketika seseorang berpuasa dan merasakan bagaimana rasanya menahan lapar dan haus, ia menjadi lebih bersyukur atas nikmat yang biasanya dianggap biasa.
Rasa syukur ini berkontribusi langsung pada meningkatnya kebahagiaan dan kepuasan hidup, karena seseorang menjadi lebih menghargai hal-hal kecil yang sebelumnya tidak disadari!
6. Menguatkan Hubungan Sosial dan Emosional
Ramadan juga memperkuat hubungan sosial, baik dengan keluarga, teman, maupun komunitas. Momen berbuka puasa bersama dan salat berjamaah menciptakan rasa kebersamaan yang dapat meningkatkan kebahagiaan dan mengurangi rasa kesepian.
Dalam bidang ilmu psikologi yang dikaji dengan teori dukungan sosial menyatakan bahwa hubungan sosial yang kuat terbukti dapat meningkatkan kesehatan mental dan membuat seseorang lebih bahagia serta lebih tahan terhadap tekanan hidup!
7. Menjadikan Ibadah Sebagai Terapi Jiwa
Selain sebagai kewajiban, ibadah dalam Ramadan menurut Clinical Nutrition Journal, juga bisa menjadi terapi bagi kesehatan mental. Banyak penelitian menunjukkan bahwa praktik spiritual dapat membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan ketenangan batin, dan memberikan makna hidup yang lebih dalam.
Ketika seseorang lebih banyak beribadah, otaknya menghasilkan lebih banyak gelombang alfa—jenis gelombang otak yang berhubungan dengan relaksasi dan ketenangan. Inilah yang membuat banyak orang merasa lebih damai dan tentram selama Ramadan!
8. Memberikan Waktu untuk Refleksi Diri
Di luar kesibukan sehari-hari, Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk merenung dan mengevaluasi diri. Kesempatan untuk lebih banyak beribadah dan mengurangi aktivitas duniawi memungkinkan seseorang untuk lebih fokus pada pertumbuhan pribadi dan kesejahteraan mental.
Dengan mengurangi distraksi, seseorang dapat lebih memahami dirinya sendiri, menemukan tujuan hidup yang lebih jelas, dan memperbaiki hubungan dengan diri sendiri serta orang lain.
9. Meningkatkan Rasa Empati dan Kedermawanan
Salah satu nilai utama Ramadan adalah berbagi dengan sesama. Dengan merasakan bagaimana rasanya menahan lapar dan haus, seseorang menjadi lebih peka terhadap keadaan orang-orang yang kurang beruntung.
Menurut Nursing and and Health Sciences Journal , meningkatkan empati dan berbagi dengan orang lain terbukti bisa meningkatkan hormon oksitosin, yang dikenal sebagai hormon cinta dan kedekatan sosial. Hal ini memberikan perasaan hangat, bahagia, dan kepuasan emosional yang lebih mendalam.