JAKARTA, DISWAYMALANG.ID--Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) akan semakn masuk ke seluruh sektor kehidupan. Tren kecantikan 2025 diprediksi juga akan diwarnai dengan pemanfaatan AI dalam perawatan kecantikan.
Menurut Dermatologist Dr. Arini Astasari Widodo, SM, SpDVE, ke depan AI akan dimanfaatkan untuk perawatan kulit personal, pencegahan penuaan, dan kecantikan alami. Hal ini, seiring dengan kecenderungan masyarakat yang akan semakin banyaj mencari perawatan kulit yang memberikan hasil instan. Plus, dengan downtime minimal.
Penggunaan terapi inovatif berbasis teknologi AI (Artificial Intelligence) menurut Dr. Arini dapat menjadi solusi kebutuhan masyarakat. Karena dapat memberikan terapi yang jauh lebih efektif dan personalized untuk setiap orang.Terapi inovatif tersebut ialah ExiSlim, Exitite, dan ExiClear.
Teknologi ini memiliki banyak fungsi, yakni mengencangkan kulit, melembabkan, memperbaiki tekstur, mengecilkan pori, memperbaiki scars, dan lain-lain. Salah satu cara kerja terapi berbasis AI ini yaitu meningkatkan kolagen, elastin, dan hyaluronic acid.
“Hal yang paling penting adalah pasien memahami masalah kulit yang dialami dan bagaimana pencegahannya. Karena tidak berguna kalau dokter melakukan terapi, tapi hal-hal yang memicu masalah kulitnya tidak ditangani, tentunya akan kambuh terus masalahnya,” jelas dr. Arini, penggagas Aesthetic Intelligence di Dermalogia.
“Edukasi ini kita lakukan karena kita care. Tidak hanya pada kulitnya, tetapi juga peduli memperhatikan orangnya (pasien). Kita tidak bisa menangani masalah kulit hanya kulitnya saja, tetapi juga the person as a whole,” tambahlulusan Harvard Medical School ini.
Terapi Berbasis AI
Di Dermalogia, AI based skin analyzer diterapkan dengan alat diagnostik dermoscope yang dapat mengenali masalah kulit yang sangat presisi.
“Sehingga, setiap orang bisa mendapatkan terapi sesuai dengan jenis dan masalah kulit masing-masing. Hal ini juga bisa menghemat budget terapi, karena kita tidak memilih terapi yang tidak dibutuhkan,” ungkap dr. Arini.
Kepala Departemen Dermatologi di Universitas Ukrida ini juga menerangkan, apabila sudah ada tanda penuaan di kulit, akan lebih sulit dihilangkan. Karena, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan tujuan mempertahankan kulit agar tidak cepat menua.
Dengan konsep Aesthetic Intelligence di Dermalogia, dua hal ini ditangani secara paralel.
“Tidak hanya menghilangkan tanda penuaan yang sudah ada, tapi kita juga menganalisis bagaimana cara untuk mencegah penuaan pada setiap orang kedepannya, karena setiap orang memiliki karakter aging yang berbeda- beda,” jelasnya. (*)