JAKARTA, DISWAYMALANG.ID-- Peternak dan juga pengepul susu Bayu Aji Handayato mengatakan bahwa pemerintah dan pengusaha kini jauh lebih memprioritaskan susu impor alih-alih produk dalam negeri. Melalui keterangan yang dibagikan kepada media Selasa (12/11), peternak asal Pasuruan, Jawa Timur ini menganggap kontrol pemerintah terhadap impor susu kurang.
“Keran impor dibuka dan tidak ada pajak, jadi bisa bebas (impor),” katanya.
Seperti ramai di berbagai media, ada aksi membuang susu ramai-ramai yang dilakukan oleh para peternak dan pengepul susu di berbagai daerah di Indonesia. Mereka melakukan itu sebagai bentuk protes terhadap membanjirnya produk susu impor yang membuat produk susu produksi peternak lokal tidak terserap.
Usai aksi pembuangan sejumlah besar susu itu ramai di berbagai media, oleh sejumlah pihak mulai mendesak pemerintah untuk mulai memprioritaskan penyerapan produk susu dalam negeri. Bukan tanpa sebab. Pasalnya, hingga saat ini angka impor susu di Indonesia masih sangatlah tinggi Yaitu sekitar 4,4 juta ton pada 2022-2023. Jumlah tersebut sangatlah kontras dengan angka produksi susu dalam negeri, yang hanya mampu mencapai 837.223 ton
Beberapa menteri dan juga anggota DPR langsung merespons atas desakan dan juga aksi protes. Antara lain Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang langsung berinisiatif mempertemukan wakil para peternak sapi perah, pengepul susu dan pengusaha pemilik industri pengolahan susu (IPS). Pertemuan digelar di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Senin (11/11).
“Kami sudah mempertemukan industri, peternak, dan pengepul. Semuanya sudah sepakat untuk berdamai,” beber Mentan Amran, pada konferensi pers seusai pertemuan tersebut. Dia juga mengatakan tengah mempersiapkan regulasi yang mewajibkan IPS untuk menyerap susu dari para peternak lokal.
Bebas Bea Masuk
Mentan juga menyorot bea masuk impor susu yan dibebaskan oleh pemerintah atau bea masuk 0. “Itu membuat importer atau investor lebih tertarik mengimpor susu dari luar negeri,” ujar Mentan Amran saat ditemui lebih lanjut soal masalah susu ini oleh Disway dan awak media lainnya di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (12/11).
Dia menambahkan, untuk menyelesaikan masalah susu ini, Kementan fokus ke upaya untuk mengharuskan seluruh industri menyerap produk susu dari peternak lokal. Apalagi, saat ini produksi susu dari peternak lokal yang tergabung dalam koperasi susu relatif masih besar.
Jumlah produksi susu tahunan yang dihasilkan dari koperasi susu adalah sekitar 407.000 ton atau menyumbang sekitar 71 persen. Sementara itu, produksi susu yang dihasilkan oleh peternakan modern adalah sekitar 164.000 ton atau 29 persen. (*)