9 Hal Penting tentang Gangguan Tidur pada Gen Z: Alarm Kesehatan Mental yang Disorot WHO

Rabu 17-12-2025,15:17 WIB
Reporter : Martinus Ikrar Raditya
Editor : Mohammad Khakim

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Tidur semestinya menjadi waktu tubuh memulihkan diri. Namun bagi banyak kaum Gen Z, tidur justru menjadi bagian paling bermasalah dalam rutinitas harian. Jam tidur bergeser semakin larut, durasinya makin pendek, dan kualitasnya jauh dari ideal.

WHO menempatkan gangguan tidur sebagai salah satu faktor penting yang berkaitan langsung dengan kesehatan mental dan fisik, terutama pada remaja dan dewasa muda.

Pada era digital, kurang tidur tidak lagi dianggap masalah serius. Padahal WHO menegaskan bahwa gangguan tidur yang berlangsung terus-menerus dapat memicu berbagai persoalan kesehatan jangka panjang.

Berikut sembilan hal penting tentang gangguan tidur pada Gen Z yang menjadi perhatian WHO:

BACA JUGA:9 Gejala Anxiety pada Gen Z yang Sering Diabaikan menurut WHO

1. Kurang tidur sudah menjadi pola, bukan pengecualian
WHO mencatat bahwa banyak remaja dan dewasa muda tidak memenuhi kebutuhan tidur yang dianjurkan. Tidur kurang dari tujuh jam kini dianggap normal, padahal dampaknya menumpuk secara perlahan.

2. Screen time berlebih mengganggu ritme biologis
Paparan cahaya biru dari ponsel dan gawai menghambat produksi melatonin, hormon pengatur tidur. WHO menekankan bahwa penggunaan perangkat digital sebelum tidur memperbesar risiko insomnia.

3. Sulit tidur sering berkaitan dengan kecemasan
WHO menyebut hubungan dua arah antara gangguan tidur dan anxiety. Pikiran yang terus aktif membuat Gen Z sulit terlelap, sementara kurang tidur justru memperparah kecemasan keesokan harinya.

4. Kualitas tidur sama pentingnya dengan durasi
Tidur lama tidak selalu berarti tidur berkualitas. WHO menjelaskan bahwa sering terbangun, tidur gelisah, atau merasa tidak segar saat bangun merupakan tanda gangguan tidur yang perlu diperhatikan.

5. Kurang tidur memengaruhi konsentrasi dan emosi
WHO mengaitkan kurang tidur dengan penurunan fungsi kognitif, mudah tersinggung, dan sulit mengendalikan emosi. Dampaknya terasa langsung pada aktivitas belajar, bekerja, dan hubungan sosial.

6. Pola tidur tidak teratur memperburuk kondisi tubuh
Tidur larut di hari kerja lalu bangun siang di akhir pekan menciptakan ketidakseimbangan ritme sirkadian. WHO menegaskan bahwa pola tidur yang tidak konsisten dapat mengganggu sistem metabolisme dan imun.

7. Gaya hidup sedentary ikut berperan
Kurangnya aktivitas fisik membuat tubuh tidak cukup lelah secara alami. WHO merekomendasikan aktivitas fisik rutin sebagai salah satu cara memperbaiki kualitas tidur dan kesehatan mental.

8. Gangguan tidur sering diabaikan hingga menjadi kronis
Banyak Gen Z menganggap sulit tidur sebagai fase sementara. WHO memperingatkan bahwa gangguan tidur yang dibiarkan dapat berkembang menjadi masalah kronis dan meningkatkan risiko depresi.

9. Tidur adalah fondasi kesehatan mental
WHO menegaskan bahwa kesehatan mental tidak dapat dipisahkan dari pola tidur. Perbaikan tidur sering menjadi langkah awal dalam pencegahan dan penanganan gangguan mental pada generasi muda.

BACA JUGA:Di Balik Hidup Serba Cepat: 9 Kebiasaan Berbahaya Gen Z menurut Temuan WHO

Gangguan tidur pada Gen Z bukan sekadar soal begadang atau kebiasaan buruk, melainkan sinyal bahwa ritme hidup modern semakin menjauh dari kebutuhan dasar tubuh. WHO mengingatkan bahwa tidur bukan waktu yang bisa dikorbankan terus-menerus. Justru dari tidur yang cukup dan berkualitas, kesehatan mental dan produktivitas generasi muda dapat bertumbuh secara berkelanjutan.

Kategori :