Mengenal Microsleep: Tanda, Bahaya, dan Cara Mencegah Tidur Sekejap Pemicu Kecelakaan Fatal

Rabu 17-12-2025,15:00 WIB
Reporter : Elsa Amalia Kartika Putri
Editor : Mohammad Khakim

MALANG, DISWAYMALANG.ID--Musim liburan akhir tahun segera tiba. Banyak orang bepergian bersama keluarga dengan mengemudikan mobil pribadi. Yang harus diperhatikan, mengemudi jarak jauh tanpa istirahat bisa membuat kelelahan ekstrem dan memicu microsleep.

Meski hanya berlangsung hitungan detik, microsleep dapat berdampak fatal berupa kecelakaan lalu lintas. Microsleep di dunia kerja juga bisa memicu kecelakaan kerja.

Apa Itu Microsleep?

Microsleep adalah kondisi ketika otak 'tertidur' secara singkat, biasanya berlangsung antara 1 hingga 30 detik, tanpa disadari oleh penderitanya. Pada saat microsleep terjadi, seseorang tampak terjaga secara fisik, namun fungsi otaknya berhenti sementara merespons lingkungan.

Kondisi ini bukan tidur biasa, tetapi respons alami tubuh terhadap kelelahan berat. Microsleep sering dialami oleh orang yang kurang tidur, bekerja dalam durasi panjang, atau melakukan aktivitas monoton dalam waktu lama. Seperti mengemudi jarak jauh atau menatap layar komputer berjam-jam.

Tanda-Tanda Microsleep yang Perlu Diwaspadai

Microsleep sering muncul tanpa peringatan jelas, namun ada beberapa tanda awal yang dapat dikenali. Antara lain mata terasa berat dan sering berkedip, pandangan kosong atau kehilangan fokus, kepala tiba-tiba terangguk, reaksi menjadi lambat, kesulitan mengingat beberapa detik terakhir, serta perasaan 'tersentak' seolah-olah baru terbangun.

BACA JUGA:Begadang Boleh, Asal Tahu Batas: Kenali Fakta, Bahaya, dan 9 Cara Menyelamatkan Tubuh dari Efek Kurang Tidur

Karena terjadi sangat singkat, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka baru saja mengalami microsleep. Hal inilah yang membuat kondisi tersebut sangat berbahaya.

Bahaya Microsleep dalam Kehidupan Sehari-hari

Meski berlangsung singkat, microsleep dapat membawa risiko serius. Dalam konteks berkendara, kehilangan kesadaran selama beberapa detik saja sudah cukup menyebabkan kendaraan keluar jalur atau menabrak objek di depan. Pada kecepatan tinggi, dampaknya bisa berujung fatal.

Di lingkungan kerja, microsleep meningkatkan risiko kesalahan operasional, terutama pada pekerjaan yang melibatkan mesin berat, alat tajam, atau pengambilan keputusan penting.

Sementara dalam aktivitas belajar atau bekerja di depan layar, microsleep menurunkan produktivitas dan kualitas kinerja secara signifikan.

Tak hanya itu, microsleep juga menjadi indikator bahwa tubuh mengalami defisit tidur kronis yang dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang. Termasuk gangguan konsentrasi, penurunan daya ingat, hingga masalah metabolisme.

Cara Mencegah Microsleep

Pencegahan microsleep berfokus pada pemenuhan kebutuhan tidur dan pengelolaan kelelahan. Tidur cukup selama 7–9 jam per malam menjadi langkah utama untuk menjaga fungsi otak tetap optimal. Selain itu, menjaga jadwal tidur yang konsisten membantu tubuh membentuk ritme sirkadian yang sehat.

Saat melakukan perjalanan jauh atau bekerja dalam durasi panjang, disarankan untuk beristirahat secara berkala, meregangkan tubuh, dan menghindari aktivitas monoton terlalu lama. Konsumsi kafein dapat membantu meningkatkan kewaspadaan dalam jangka pendek, namun tidak boleh dijadikan solusi utama pengganti tidur.

BACA JUGA:9 Langkah Praktis Mengatur Pola Tidur di Tengah Kesibukan

Menghindari penggunaan gawai sebelum tidur, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, serta mengenali tanda-tanda awal kelelahan juga menjadi langkah penting untuk mencegah microsleep sebelum terjadi.

Kategori :