SURABAYA, DISWAYMALANG.ID–Adam Gumelar, 31 tahun, tak sabar segera melihat kehidupan barunya. Hidup di desa terpencil di l Taramanu Tua, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Bersama istri dan anaknya yang baru bersuai 3 tahun, Adam bersiap di atas bus yang terparkir di Gedung Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan, Surabaya, Selasa sore, 16 Desember 2025.
”Saya sudah lama menunggu kabar ini, sejak tiga tahun lalu,” katanya kepada Harian Disway.
Sejak 2022, Adam telah mendaftar sebagai peserta transmigrasi. Pria asal Nganjuk itu, sudah sejak lama ingin menjadi orang perantauan. ”Saya ingin berternak,” katanya.
Namun, sejak mendaftar, lamaran belum mendapatkan jawaban. Sambil menunggu, Ia bekerja sebagai buruh pembuat kabel di Nganjuk.
Dan pada Agustus 2025, kabar lamarannya sebagai transmigran diterima. Ia mendapat lokasi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Kabar itu lantas membuatnya bergegas untuk mencari usaha dan pertanian apa yang cocok untuk dikembangkan di sana. ”Dan saya ingin berternak kambing dan petani kakao,” celetuknya.
Adam tak sendiri dalam perjalannya menuju hidup baru itu. Ada 16 KK dengan 55 jiwa dari berbagai wilayah di Jatim yang mempunyai keinginan serupa dengan Adam. Menjadi transmigran, untuk mencari kehidupan lebih baik.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jatim Sigit Priyanto mengatakan, tak hanya di Jatim, kegiatan pemberangkatan ini berlangsung serentak seluruh Indonesia. Dan acaranya dipusatkan di Lampung oleh Kementerian Transmigrasi.
Untuk tahun ini, Jatim sendiri mendapatkan tiga provinsi sebagai jujukan transmigrasi. Yakni di Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.
”Mereka yang terpilih ini telah melakukan serangkaian seleksi ketat,” kata Sigit. Mulai dari pelatihan hingga kemampuan adaptasi di tempat baru. Mereka yang terpilih juga sudah dipastikan mempunyai komitmen untuk membangun daerah tujuan.
Untuk bekal, akan ada pemantauan dalam setahun untuk transmigran baru ini. Mulai pemberian perkakas, hunian, dan tanah yang bisa dikelola untuk pertanian dan peternakan. ”Satu keluarga mendapatkan satu hingga dua hektare tanah,” paparnya.