Tiga Kampung Tematik di Kota Malang Semarak oleh Gen Z yang Berwisata Edukasi
pelestarian kerajinan gerabah di Kota Malang--
MALANG, DISWAYMALANG.ID--Tiga kampung tematik di Kota Malang, yaitu Kampung Keramik Dinoyo, Kampung Gerabah Penanggungan, dan Kampung Warna-Warni Jodipan, jadi sasaran Gen Z untuk berwisata edukasi. Suasananya lebih semarak pada Rabu, 26 November.
Menariknya, ketiga kampung tematik yang mengalami peningkatan aktivits edukasi melibatkan Gen Z itu berada di daerah aliran Sungai Brantas yang membelah Kota Malang.
Perkembangan itu terjadi setelah 20 kampung tematik bertemu dalam Focus Group Discussion (FGD) di Malang Creative Center (MCC) Senin sebelumnya. Difasilitasi Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, FGD membahas menjaring minat wisatawan Gen Z ke kampung tematik.
BACA JUGA:UIN Malang Mau Bangun Kampung Bahasa di Kelurahan Ketawang Gede dan Dinoyo
Aktivitas Edukasi Keramik dan Gerabah Semarakkan
Di Kampung Keramik Dinoyo, dua kelompok mahasiswa ITN melakukan pemetaan proses pengolahan keramik, baik manual maupun mekanik. Pada saat yang sama, mahasiswa Jurusan PAUD Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Surabaya melakukan pendataan praktik edukasi yang dapat dikembangkan di kawasan tersebut.
Ketua Kampung Keramik Dinoyo Syamsul Arifin menjelaskan, hari ini kampungnya juga menerima kunjungan 70 siswa SMP Ta'miriyah Surabaya yang mengikuti praktik membuat karya keramik, mulai membentuk hingga mewarnai. “Mahasiswa bisa survei kebutuhan edukasi yang bisa dikembangkan dengan bahan dasar keramik,” ujarnya.

Pembuatan Gerabah oleh masyarakat setempat di Kampung Gerabah Penanggungan, mahasiswa dari UB, UMM, UM, dan Widyagama hadir untuk memperkenalkan kembali kerajinan gerabah sebagai kerajinan tangan tertua di Kota Malang--
Sementara di Kampung Gerabah Penanggungan, mahasiswa dari UB, UMM, UM, dan Widyagama. Mereka hadir untuk memperkenalkan kembali kerajinan gerabah sebagai kerajinan tangan tertua di Kota Malang. Edukasi tersebut menjadi bagian dari upaya pelestarian dan regenerasi minat generasi muda terhadap gerabah.
“Semangatnya Kampung Gerabah Penanggungan itu melestarikan tradisi kerajinan gerabah yang pengrajinnya tinggal satu kelompok 4–6 orang saja,” kata Haryono, ketua Kampung Gerabah Penanggungan.
Ia menambahkan, meski masyarakat kini banyak beralih menggunakan wadah modern, gerabah justru kembali diminati untuk keperluan properti dan dekorasi.
BACA JUGA:Tinjau Kerusakan Jembatan Brantas, Wali Kota Malang: Sudah Kami Petakan, Kerawanan Cukup Tinggi
Slametan Sederhana Warnai Interaksi Wisatawan di Jodipan

Antusiasme wisatawan asing, yang rata-rata mencapai 200–300 orang per hari dalam slametan kecil-kecilan di jodipan kampung warna warni jodipan--
Di Kampung Warna-Warni Jodipan, kegiatan juga berlangsung hangat melalui Slametan Kecil-Kecilan (Slakec) oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari dan Musik UM. Acara tersebut menjadi wujud syukur dan doa bersama mahasiswa seni, ditandai dengan tumpeng kecil, jajanan tradisional, minuman, serta suasana kebersamaan di ruang publik kampung.
Di bawah bimbingan Prof Dr Robby Hidajat MSn, para mahasiswa kemudian mengajak warga dan wisatawan untuk menari di lapangan tepian Kali Brantas dengan busana bernuansa Korea. Antusiasme wisatawan asing, yang rata-rata mencapai 200–300 orang per hari, semakin meningkat karena mereka akhirnya ikut menari bersama.
Sumber:
