1 tahun disway

Mahasiswa Kedokteran UNISMA Edukasi Gizi Anak untuk Cegah Stunting di Desa Donowarih, Karangploso

Mahasiswa Kedokteran UNISMA Edukasi Gizi Anak untuk Cegah Stunting di Desa Donowarih, Karangploso

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA) menggelar edukasi kesehatan terkait gizi anak --

KARANGPLOSO, DISWAYMALANG.ID - Upaya pencegahan stunting terus digencarkan dari berbagai sektor, termasuk kalangan akademisi. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang (UNISMA) menggelar edukasi kesehatan terkait gizi anak sebagai langkah preventif terhadap stunting, yang digelar di Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Minggu (15/6/2025).

Acara penyuluhan ini dihadiri puluhan kader posyandu dan warga sekitar yang antusias mengikuti pemaparan materi tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang pada anak, khususnya pada periode emas 1000 hari pertama kehidupan.

Pemateri utama, dr. muda Yovita Alviana, menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. “Pemenuhan gizi pada periode ini sangat krusial, karena akan berdampak pada perkembangan otak dan tumbuh kembang anak secara menyeluruh,” jelasnya.

BACA JUGA:DPRD Kota Malang Soroti Pembangunan SDM sebagai Isu Strategis dalam RPJMD 2025–2029

Dalam sesi diskusi, banyak warga menyampaikan keluhan soal kesulitan memberikan makanan bergizi pada anak-anak, terutama karena kebiasaan anak yang susah makan. Beberapa di antaranya mengaku anak mereka menunjukkan tanda-tanda perawakan pendek dan berat badan kurang, yang merupakan gejala awal stunting.


--

Kegiatan dibuka oleh Daffa Rafi Alifiansyah, selaku Presiden BEM Fakultas Kedokteran UNISMA. Dalam sambutannya, Daffa menegaskan komitmen mahasiswa kedokteran untuk terlibat langsung dalam isu-isu kesehatan masyarakat. “Kegiatan ini bukan hanya bentuk pengabdian kami, tapi juga bagian dari edukasi berkelanjutan yang bisa memperkuat pemahaman warga akan pentingnya gizi anak,” ungkapnya.

Selain penyuluhan, panitia juga menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis, serta membagikan susu, vitamin, dan sayuran sehat kepada para peserta yang hadir. Warga berharap kegiatan serupa bisa terus dilaksanakan secara berkala untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat pedesaan.

BACA JUGA:Wisudawan Terbaik UB Ini Lulus Tidak Sampai 7 Semester, tapi Masih Sempat Nge-Band dan Urus Kegiatan Gereja

“Semoga edukasi semacam ini bisa terus dilakukan, agar kami sebagai orang tua bisa lebih paham soal gizi dan cara mencegah stunting sejak dini,” ujar Sulastri, salah satu warga peserta penyuluhan.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia, yang masih menjadi salah satu tantangan utama dalam pembangunan kesehatan nasional. (*)

Sumber: