1 tahun disway

Batu Harus Bersaing dengan Surabaya atau Padang untuk Diusulkan ke UNESCO Jadi Kota Kreatif

Batu Harus Bersaing dengan Surabaya atau Padang untuk Diusulkan ke UNESCO Jadi Kota Kreatif

Ketua ICCN 2025 Fiki C. Satari yang diapit oleh wakilnya pada saat melakukan sambutan pada pembukaan ICCF 2025 yang berlangsung di Taman Rekreasi Sengkaling pada Kamis malam 6 November 2025-Elsa AKP-Disway Malang

BATU, DISWAYMALANG.ID--Harapan Batu menjadi salah satu kota kreatif dunia yang diakui UNESCO sebagai Kota Gastronomi masih butuh pembuktian. Pasalnya, dua kota lainnya, yakni Surabaya dan Padang, juga tengah berproses untuk diusulkan menjadi kota kreatif ke UNESCO. Dengan demikian, Kota Batu harus berkompetisi dengan Surabaya atau Padang. Karena tiap dua tahun hanya dua kota yang akan diusulkan pemerintah ke UNESCO.  

“Kami optimistis Batu bisa menjadi Kota Gastronomi dunia, tentunya dengan melengkapi semua persyaratan dari UNESCO," ujar Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Fiki C Satari pada jumpa pers pembukaan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 di Kota Batu, Kamis (6/11) malam. 

Gastronomi berkaitan dengan seni dan ilmu tentang hubungan antara makanan dan budaya, meliputi seni memilih, menyiapkan, menyajikan, dan menikmati hidangan lezat. Dalam konteks Kota Batu, hal itu terkait pengolahan hasil bumi oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi makanan lezat dan dikemas profesional hingga mengangkat identitas dan cita rasa Kota Batu.    

Fiki menjelaskan, proses seleksi kota kreatif dilakukan di tingkat nasional oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), sebelum diajukan ke UNESCO.

BACA JUGA:Festival Mbois Malang ke-10 di ICCF 2025 Jadi Wadah Kolaborasi Kreatif Nasional

“Setiap negara hanya boleh mencalonkan dua kota setiap dua tahun. Saat ini, Kota Padang dan Surabaya juga tengah berproses. Batu harus berkompetisi di tingkat nasional untuk menjadi perwakilan Indonesia,” jelas Fiki didampingi Wakil Ketua ICCN Ignasius Galih Sedayu.


Pemutaran salah satu film lokal dari tiga film yang ditampilkan dengan judul Kentang Thung Thung dalam pembukaan ICCF 2025-Elsa AKP-Disway Malang

Namun, Fiki juga menjelaskan, Kota Batu tidak perlu menunggu pengakuan siapa pun untuk menjadi kota gastronomi atau agrowisata kreatif. "Karena potensi dan karakter warganya sudah luar biasa,” katanya.

Dia kemudian menyoroti kekuatan produk lokal seperti tempe kacang atau lebih familiar disebut tempe menjes oleh warga lokal, sebagai bagian dari identitas kuliner Batu.

“Tahun depan tempe akan diusung menjadi warisan tak benda UNESCO melalui Indonesia. Tempe kacang ini khas Batu, seluruh bahan bakunya lokal, dari petani hingga pengolah. Ini potensi yang otentik untuk diangkat ke dunia,” katanya.

Tema ICCF 2025 Community Power

Fiki kemudian menyinggung hajatan ICCF yang merupakan agenda tahunan berskala nasional, yang tahun ini dihelat lintaswilayah di Malang Raya. Melibatkan Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang.

“Ini adalah agenda tahunan berskala nasional. Tahun ini kita sudah menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional di Kota Padang pada Agustus lalu, dan kini berlanjut di Malang Raya,” jelas Fiki.

Fiki menjelaskan, jika bicara roadmap tiga tahun, sejak 2022, ICCN mengusung tema community power atau kekuatan komonitas.

"Yakni bagaimana komunitas dapat mandiri menjadi motor penggerak kolaborasi lintaspemangku kepentingan. Tahun 2024 fokusnya kolaborasi lintaskota, dan 2025 ini kita menegaskan arah sustainability atau keberlanjutan,” lanjut Fiki.

Sumber:

Berita Terkait