1 tahun disway

Dusun Kemulan dan Padepokan Mangun Dharma, Menghidupkan Kembali Gairah dan Tradisi Seni Khas Malangan

Dusun Kemulan dan Padepokan Mangun Dharma, Menghidupkan Kembali Gairah dan Tradisi Seni Khas Malangan

Tari Jaranan Dusun Kemulan dari antar generasi--Tazqia Aulia Zalzabillah

Menampilkan anak-anak dalam pentas tari saat perayaan HUT RI menurut Fakdy juga merupakan bagian untuk menggairahkan lagi tradisi seni di Kemulan.

“Kami negosiasi sama anak-anak, ayo ikut lomba tapi juga tampil di acara padepokan. Akhirnya mereka mau, bahkan bikin grup WhatsApp sendiri untuk koordinasi dengan kontrol dari karang taruna,” jelas Faldy.

Padepokan Mangun Dharma juga rutin mengadakan acara tahunan bernama Kembul Topeng, sebuah festival kesenian topeng yang berisi lomba mewarnai, melukis, dan menari topeng. Tahun ini, Kembul Topeng akan digelar pada 26-31 Agustus 2025.

BACA JUGA:Topeng Dongkrek Siap Meriahkan Festival Kembul Topeng #3 di Malang

Acara ini bahkan berskala Jawa-Bali, menegaskan bahwa Dusun Kemulan adalah salah satu kiblat seni jaranan dan tari topeng di Jawa Timur.

“Dulu, jaran kepang dari sini juara 1 di Bali sekitar tahun 2006. Setelah itu juga menang di Ponorogo. Dusun Kemulan bahkan mendapat penghargaan dari Kabupaten Malang dan Provinsi Jawa Timur sebagai dusun kesenian jaran kepang. Tugas kami sekarang mengaktifkan kembali seni lawasan atau jaranan pegon,” terang Faldy.


Kesenian di Padhepokan Mangun Dharma, Dusun Kemulan, Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang--Instagram: raffinagita1717

BACA JUGA:PMM UMM Latih Public Speaking Anak SD dan Branding Desa Seni Tulusbesar

Perspektif Mahasiswa PMM UMM

Muhammad Ihza Ferdiansyah, koordinator Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sempat terjun langsung ke Dusun Kemulan, juga memberikan kesan mendalam.

“Kami sangat takjub. Di daerah asal kami seperti Bojonegoro, gairah berkesenian masih minim. Tapi di sini, masyarakat begitu bahagia menampilkan kesenian asli dusunnya,” ujar Ihza.

Bagi Ihza, yang unik dari Dusun Kemulan adalah fungsi kesenian bukan hanya sekadar tontonan, melainkan juga sebagai forum silaturahmi dan sumber ekonomi masyarakat.

“Setiap kali ada pagelaran, UMKM juga ikut merasakan dampaknya. Pemerintah desa dapat pemasukan, seniman dan seniwati memperoleh ruang tampil, bahkan masyarakat kecil pun kecipratan rezeki,” tambahnya.

Namun, Ihza juga menyoroti tantangan branding di era digital. Menurutnya, kesenian Dusun Kemulan masih kurang dikenal luas.

“Potensinya besar sekali, tapi sayangnya kurang SDM yang bisa mengemas dan mempromosikan. Contohnya, jaranan lawasan di sini banyak mahasiswa Malang yang tidak tahu. Padahal kalau dibangun branding yang kuat, kesenian ini bisa terkenal ke tingkat nasional,” pungkasnya. (*)

Sumber: