1 tahun disway

Jejak Para Pejuang Non-Pribumi dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Jejak Para Pejuang Non-Pribumi dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Pahlawan Indonesia--https://id.pinterest.com/

Yang Chil-Seong, yang kemudian dikenal sebagai Komarudin, lahir pada 29 Mei 1919 di Korea. Ia memilih bergabung dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia selama Agresi Militer Belanda, berperan aktif di wilayah Garut. Pengabdian dan keberaniannya menunjukkan bahwa semangat kemerdekaan mampu menyatukan berbagai bangsa. 

BACA JUGA:Boon Pring Juga Diresmikan jadi Living Museum di ICCF 2025, Kini Miliki Dua Destinasi Baru

4. Dokter Oen Boen Ing

Dokter Oen Boen Ing lahir pada 3 Maret 1903 dan wafat pada 30 Oktober 1982. Sebagai dokter keturunan Tionghoa di Solo, ia membantu para prajurit Republik dengan pelayanan medis dan dukungan logistik selama revolusi. Dedikasinya diakui sebagai kontribusi besar bagi perjuangan kemerdekaan. 

BACA JUGA:Pelestarian Budaya Lokal di Boon Pring Turen Dapat Pujian, Dinilai Bisa Hadirkan Pengalaman Budaya

5. The Sin Nio (Mochamad Moeksin)

The Sin Nio merupakan pejuang wanita keturunan Tionghoa dari Wonosobo yang aktif selama revolusi 1945. Ia dikenal karena keberaniannya dalam membantu pasukan Indonesia dan mengorganisasi dukungan logistik untuk para pejuang.

Dia menyamar sebagai laki-laki dengan nam Mochamad Moeksin dalam perjuangannya. Keberadaannya menjadi simbol peran perempuan non-pribumi dalam kemerdekaan.

BACA JUGA:Topan Fung-Wong Terjang Filipina, Satu Juta Warga Dievakuasi Massal

6. Shigeru Ono (Rahmat Shigeru Ono)

Shigeru Ono lahir pada 26 September 1918 di Jepang. Ia kemudian memilih tinggal di Indonesia dan aktif membantu perjuangan kemerdekaan dengan berbagai peran, termasuk dukungan logistik dan pengorganisasian militer. Komitmennya menunjukkan pengabdian luar biasa meski bukan warga asli Indonesia. 

Sumber: harian disway