Gen Z Pilih Pernikahan Intimate Hanya Undang Keluarga Dekat, Pesta Besar Bukan Prioritas
Ilustrasi menikah--iStockphoto
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Generasi Muda Indonesia mulai mendefinisikan ulang arti pernikahan bukan lagi pesta sosial besar, tetapi perayaan intim dengan orang-orang terdekat. Hal itu terpotret dari hasil survei yang menyatakan, 91 persen dari 798 responden Gen Z hanya ingin mengundang keluarga dekat di hari pernikahan mereka. Demikian dikutip Rabu (8/10) dari survei Jakpat bertajuk Wedding Insights: How Indonesians Plan Their Big Day pada Juni 2025.
Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibanding 90 persen Milenial, memperlihatkan kesamaan pandangan antargenerasi bahwa pernikahan tidak lagi harus ramai, tetapi cukup bermakna.
Gen Z adalah generasi milenial atau sering disebut Zoomer. Lahir sekitar tahun 1997 hingga 2012. Mereka dicirikan oleh kedekatan dengan teknologi digital. Seperti internet dan media sosial, sejak usia dini, yang membentuk cara mereka belajar, bekerja, dan bersosialisasi.
Sedangkan Milineal (juga dikenal sebagai Generasi Y) adalah kelompok demografis orang yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996. Meskipun rentang tahun itu dapat sedikit bervariasi antarsumber. Generasi ini dikenal karena tumbuh di era digital. Sangat terhubung dengan teknologi. Mementingkan pengalaman dan memiliki pola pikir global yang terbuka.
Kecenderungan Gen Z terhadap konsep intimate wedding muncul seiring dengan pergeseran nilai sosial mereka. Generasi ini tumbuh dalam era digital dan ekonomi yang dinamis, sehingga mereka lebih menekankan keaslian hubungan daripada formalitas sosial.
“Bagi Gen Z, pernikahan bukan sekadar acara pamer atau ajang silaturahmi massal. Ini tentang momen personal bersama orang-orang yang benar-benar berarti,” jelas salah satu analis sosial dalam laporan Jakpat tersebut.
Keluarga besar masih masuk daftar penting tamu undangan. Sebanyak 86 persen Gen Z dan 77 persen Milenial tetap ingin melibatkan sanak saudara dalam acara pernikahan mereka.
Ini menunjukkan bahwa meski preferensi berubah, nilai kekeluargaan masih menjadi fondasi kuat dalam budaya Indonesia.
Tetangga Lebih Diundang daripada Rekan Kerja
Menariknya, survei ini juga menyoroti prioritas sosial yang bergeser. Tetangga kini menempati posisi lebih tinggi dibandingkan rekan kerja atau teman kuliah.
Sebanyak 72 persen Gen Z dan 65 persen Milenial mengatakan akan mengundang tetangga ke pernikahan mereka.
Angka ini menunjukkan bahwa hubungan sosial di lingkungan tempat tinggal masih dianggap penting sebagai bentuk penghormatan dan kebersamaan komunitas.
Namun, pada kategori teman sekolah atau kuliah, terjadi kontras yang cukup tajam yaitu 77 persen Gen Z menyebut akan mengundang teman masa pendidikan mereka, sedangkan hanya 55 persen Milenial yang berpandangan sama.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa Gen Z lebih menilai persahabatan jangka panjang sebagai bagian penting dari hidup mereka, sementara Milenial cenderung lebih selektif dan menjaga batas antara kehidupan personal dan sosial.
Lingkar Sosial yang Mengecil: Dari Rekan Kerja hingga Teman Komunitas
Di sisi lain, kategori rekan kerja dan teman orang tua atau mertua menempati posisi tengah dalam daftar prioritas undangan.
Sekitar 68 persen Gen Z dan 64 persen Milenial masih ingin mengundang rekan kerja, sedangkan hanya 57 persen Gen Z dan 52 persen Milenial yang mempertimbangkan teman orang tua.
Paling sedikit diundang adalah teman komunitas, dengan 46 persen Gen Z dan 42 persen Milenial.
Sumber: survei jakpat
