G30S PKI 1965: Kronologi, Tujuan, Korban, dan Imbauan Pengibaran Bendera Setengah Tiang 2025
Para prajurit bersenjata mengangkut para terduga anggota Pemuda Rakyat, pada 10 Oktober 1965, dua hari sebelum diumumkannya penangkapan Letkol Untung.--Bettmann / Getty Images
MALANG, DISWAYMALANG.ID-- Tanggal 30 September 1965 menjadi salah satu momen paling kelam dalam sejarah Indonesia.
Pada malam itu hingga dini hari 1 Oktober 1965, terjadi sebuah gerakan yang dikenal dengan G30S PKI atau Gerakan 30 September PKI.
Gerakan tersebut menewaskan enam perwira tinggi dan satu perwira TNI Angkatan Darat. Tujuh perwira tersebut kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi.
Partai Komunis Indonesia (PKI) disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab. Dan sejak saat itu PKI dibubarkan serta dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
Situasi Politik Menjelang Peristiwa G30S
Di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno, Indonesia menerapkan sistem “Demokrasi Terpimpin” sejak 1959.
Sistem ini lahir dari Dekret Presiden 5 Juli 1959 yang membubarkan parlemen dan memberlakukan kembali UUD 1945.
Dalam sistem ini, PKI tumbuh menjadi salah satu kekuatan politik besar di Indonesia. Bahkan menjadi partai komunis terbesar di luar Tiongkok dan Uni Soviet.
Anggotanya diperkirakan mencapai 20 juta orang termasuk simpatisan, buruh, petani, hingga organisasi massa.
PKI mendapat posisi strategis dalam poros NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) yang digagas Sukarno untuk menjaga keseimbangan kekuatan politik.
Akan tetapi, kondisi ekonomi Indonesia semakin memburuk. Inflasi menembus angka tinggi, devisa menurun drastis, dan kasus korupsi merajalela.
Situasi ini memunculkan ketegangan antara kelompok militer dan PKI. Khususnya ketika partai tersebut mengusulkan pembentukan “Angkatan Kelima”, yaitu rakyat bersenjata, yang ditentang keras oleh TNI.
Tujuan dan Motif G30S PKI
Hingga kini, tujuan utama G30S PKI masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Namun, terdapat beberapa interpretasi umum yang kerap dihubungkan dengan gerakan tersebut, di antaranya:
- Pengambilalihan Kekuasaan
Diduga sebagai upaya kudeta untuk merebut kendali pemerintahan dari Presiden Sukarno dengan mengganti struktur politik sesuai ideologi komunis.
- Menguatkan Agenda Komunis
Mendorong perubahan besar dalam politik nasional melalui reforma agraria, redistribusi kekayaan, dan penghapusan kapitalisme.
- Mengurangi Dominasi Militer
Sumber: bbc.com
