1 tahun disway

22 Mei Hari Keanekaragaman Hayati, Yuk Belajar Etika Bertualang di Alam Yang Ramah Biodiversitas

22 Mei Hari Keanekaragaman Hayati, Yuk Belajar Etika Bertualang di Alam Yang Ramah Biodiversitas

Hari Keanekaragaman Biodiversitas : Hati Hati Saat Berwisata Alam!-Premium Vector-

MALANG, DISWAYMALANG.ID -- Setiap 22 Mei, kita diingatkan kembali akan betapa beragamnya kehidupan di bumi lewat peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia (World Biological Diversity Day).

Tapi hari ini bukan sekadar perayaan jumlah spesies yang keren-keren itu. Ini adalah momen untuk mengingat bahwa keragaman genetik, spesies, dan ekosistem di planet ini bisa musnah—kalau kita cuek.

Yang sering jadi “pasukan healing” atau berpetualang di alam saat akhir pekan, punya potensi besar untuk membantu atau justru memperparah krisis keanekaragaman hayati.

BACA JUGA:9 Tempat Wisata Favorit yang Wajib Dikunjungi saat Libur Lebaran di Malang

Lewat kegiatan naik gunung, susur pantai, atau bahkan sekadar nongkrong di taman konservasi, kita berinteraksi langsung dengan flora dan fauna lokal.

BACA JUGA:9 Aktivitas Seru di Pantai yang Lebih Aman, Liburan ke Pantai Tak Harus Berenang!

Sayangnya, banyak yang belum sadar bahwa satu langkah sembrono bisa berdampak ke rantai ekosistem yang kompleks.

Yuk Ketahui Etikanya Agar Tak Merusak Kehidupan Keanekaragaman Hayati!

1. Jangan Ambil Apa Pun, Kecuali Foto

Kelihatan indah, langka, lucu—lalu dipetik atau dibawa pulang. Entah itu bunga liar, daun berbentuk unik, atau bebatuan kecil. Padahal, tiap elemen itu punya fungsi spesifik dalam mempertahankan biodiversitas lokal.

Misalnya: bunga liar bisa jadi sumber makanan utama bagi lebah atau kupu-kupu endemik. Daun gugur bisa menjadi rumah bagi mikroorganisme penting di tanah. Batu kecil di tepi sungai mungkin menyembunyikan telur serangga air langka. Ketika kita mengambilnya, kita bukan hanya mencuri benda mati—tapi ikut mencopot satu bagian dari siklus hidup yang penting.

Bahkan lebih dari itu, pengambilan komponen alam secara sembarangan bisa mengganggu proses reproduksi alami suatu spesies. Banyak tanaman liar memiliki waktu mekar dan gugur yang selaras dengan kehadiran hewan penyerbuk. Jika kita mengambil bunga sebelum waktunya, kita secara langsung mengganggu siklus penyerbukan dan regenerasi tanaman tersebut.

Etikanya sederhana: cukup bawa pulang dokumentasi, bukan bagian dari ekosistemnya.

Jadilah pengamat, bukan perusak.

Sumber: quora

Berita Terkait