Bahas Peternakan "Hijau", Fapet UB Gelar Konferensi dengan Pembicara dari Enam Negara

Bahas Peternakan

Para pembicara, sebagian peserta dan pimpinan Fapet UB foto bersama saat ICESAI ke-5 di Kampus Fapet UB, Rabu (9/10)--Fapet UB

LOWOKWARU, DISWAYMALANG.COM-- Industri peternakan terus dikembangkan menjadi industri yang lebih hijau atau ramah lingkungan dan berkelanjutan. Antara lain dengan menerapkan model peternakan cerdas yang memanfaatkan teknologi terbaru di berbagai bidang penunjang industri peternakan. Mulai bioteknologi, teknologi dalam pemberian pakan maupun teknologi pengolahan pangan hasil ternak. 

Materi-materi di atas itulah yang dibahas dalam  International Conference on Environmentally Sustainable Animal Industry (ICESAI) di Kampus Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (Fapet UB), Rabu (9/10). Fapet UB selaku penyelenggara konferensi tahunan yang tahun ini sudah masuk penyelenggaraan kelima itu, menggandeng beberapa fakultas peternakan dari perguruan tinggi lain sebagai co-host. Yakni, Fakultas Peternakan Universitas Mataram, Universitas PGRI Kanjuruan Malang, Universitas Islam Malang, dan Instituto Politecnico De Betano dari Timor Leste.

Dengan tema "Environmental Sustainability in Livestock Farming and Industry: Smart Solutions for a Greener Future", seminar ini menjadi wadah bagi llmuwan dan akademisi bidang peternakan untuk berbagi pengetahuan dan inovasi. Utamanya, dalam mewujudkan industri peternakan masa depan yang "greener."

Salah satu guru besar dari Fapet UB, Prof. Dr. Ir Trinil Susilawati, MS menjadi salah satu pembicara. Guru besar bidang reproduksi ini membahas teknologi reproduksi sexing bagi sapi, untuk meningkatkan populasi. 

Sedangkan pembicara lain mayoritas dari luar negeri. Yaitu, Dr. Rico Ihie dari Wageningen University and Research. Belanda (tampil online); Dr. Davina Boyd dari Murdoch University, Australia; Prof. Chalermpon Yuangklang dari Rajamangala University of Technology, Thailand;  Dr. Ir. Audy Joinaldy, S.Pt., M.Sc., M.M., IPM, ASEAN.Eng, Chairman Indonesian Society of Animal Science Indonesia. Juga tampil dua pembicara tamu, Dr. Bagoudou Abdel Fawaz dari  Faculty of Agriculture Shinshu University, Jepang dan Assoc. Prof. Juwaidah Sharifuddin dari Faculty of Agriculture UPM Malaysia

Untuk peserta, tidak kurang 120 ilmuwan dan akademisi bidang peternakan ikut, baik secara daring maupun liring. Konferensi ICESAI ke-5 ini memang diselenggarakan secara hybrid.


Pembicara dari Malaysia Prof. Madya, Dr. Masithah BInti Sikh Maidin sedang paparan, bersama pembicara lain Dr Davina Boyd (Australia) dan Prof. Chalermpon Yuangklang (Thailand) dalam ICESAI ke-5 di Kampus Fapet UB, Rabu (9/10)--Fapet UB

Kolabarosi untuk Kemajuan

Wakil Dekan Fapet UB Bidang Akademik Rizki Prafitri, S.Pt., M.A., Ph.D., berharap ICESAI tidak hanya menjadi ajang publikasi ilmiah, tetapi juga menjadi wadah bagi para pakar di bidang peternakan untuk berdiskusi dan berbagi ilmu. "Kolaborasi dan pertukaran pengetahuan inilah yang akan mendorong kemajuan bersama dalam mewujudkan industri peternakan yang lebih berkelanjutan,” katanya. 

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi UB Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc., menilai ICESAI merupakan langkah nyata dalam menjawab tantangan keberlanjutan lingkungan di industri peternakan. "Kami berharap, melalui ajang ini, berbagai inovasi dan solusi cerdas yang dihasilkan dapat berkontribusi secara signifikan bagi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, baik di skala nasional maupun internasional," kata Andi Kurniawan saat memberi sambutan pembukaan, mewakil Rektor UB. 

Terpisah, Ketua pelaksana ICESAI ke-5 Dr. Aulia Puspita Anugra Yekti, S.Pt., M.P., M.Sc. menyampaikan, hasil dari konferensi ini adalah  untuk meningkatkan kerjasama nasional dan internasional. "Sekaligus,  update perkembangan penelitian terbaru antar peneliti sebidang ilmu maupun multidisiplin di bidang peternakan," katanya. (*)

Sumber: